Jakarta (ANTARA) - Operator Liga Austria menyatakan nasib kelanjutan kompetisi musim 2019/20 terbentur dengan aturan pemerintah setempat yang mengharuskan seluruh skuat menjalani karantina jika ada satu saja anggotanya yang ditemukan positif terjangkit COVID-19.

Direktur Pengelola Liga Austria (OEFBL), Christian Ebenauer, mengatakan aturan teranyar pemerintah Austria itu bukan saja mempengaruhi kelanjutan kompetisi musim 2019/20 tetapi juga mengancam kemungkinan nasib musim baru 2020/21.

"Kami sudah bekerja keras dalam beberapa pekan terakhir dan menerima sinyal positif dari kementerian olahraga untuk melanjutkan kompetisi lagi," kata Ebenauer dalam wawancara dengan Reuters, Selasa.

"Namun kemudian mereka bilang jika ada satu pemain positif, maka semua anggota skuat timnya dan tim lawan, jika sudah bertanding, harus menjalani karantina 14 hari," ujarnya menambahkan.

"Itu pukulan telak dan cukup mengecewakan. Tak mungkin liga beroperasi dengan persyaratan semacam itu," kata Ebenauer lagi.

Padahal, klub-klub Liga Austria sudah diberi izin menjalani latihan lagi sejak 20 April, melambungkan harapan kompetisi bisa segera dilanjutkan dan dirampungkan meski tanpa penonton.

Operator juga sudah merancang pedoman kesehatan antara lain pemain yang diketahui positif terjangkit COVID-19 akan menjalani karantina terpisah dari timnya, tetapi rekan-rekannya diperbolehkan melanjutkan latihan selama hasil tesnya negatif

Akan tetapi aturan baru dari pemerintah muncul dan menurut Ebenauer hal itu bukan saja mengancam kompetisi lokal, tetapi juga keikutsertaan klub-klub Austria di kompetisi Eropa.

Kendati demikian, Ebenauer menegaskan pihaknya terus melakukan negosiasi dengan para pemerintah dengan harapan aturan melunak dan menjadi lebih memungkinkan untuk kompetisi dilanjutkan.

"Kami berpikir dan bekerja keras untuk ini dan mencari cara agar bisa mengajukan opsi lain ke kementrian olahraga serta kementerian kesehatan... Kami masih berharap ada kesempatan untuk berkompetisi lagi," ujarnya.

Di sisi lain, Ebenauer juga mengemukakan ancaman lain bagi klub-klub Liga Austria dari segi finansial, pasalnya pertandingan tanpa penonton berarti mempengaruhi 47 persen pendapatan yang datang dari sponsor dan penjualan tiket serta hanya 17 persen di antaranya dari hak siar.

"Jangan lupa bahwa pertandingan tanpa penonton juga membuat biaya klub membengkak. Klub-klub kami hidup dari tiket pertandingan dan sponsor," ujarnya.

"Itu, menjadi perbedaan lain bagi klub, apakah pertandingan tanpa penonton cukup masuk akal dan berapa lama mereka bisa bertahan dengan kondisi itu," pungkas Ebernauer.

Sebelum musim ditangguhkan Liga Austria sudah memasuki fase playoff, baik untuk penentuan juara maupun degradasi.

LASK Linz sejauh ini memimpin klasemen menuju juara dengan koleksi 27 poin dan unggul tiga poin atas Red Bull Salzburg di posisi kedua.
 

Pewarta : Roy Rosa Bachtiar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024