Timika (ANTARA) - PT Freeport Indonesia kembali menyalurkan bantuan sosial berupa bahan pokok kebutuhan sehari-sehari kepada warga di lima kampung desa binaan di wilayah dataran rendah Kabupaten Mimika yaitu Nayaro, Nawaripi, Koperapoka, Ayuka dan Tipuka.
Manajer Community Economic Development PTFI Yohanes Bawahan di Timika, Senin, mengatakan bantuan yang disalurkan itu berupa beras, minyak goreng, telur, gula, dan mie instan dengan nilai mencapai Rp800 juta untuk meringankan perekonomian warga akibat terdampak COVID-19.
"Di tengah pandemi yang berdampak pada kehidupan masyarakat, kami berharap PTFI dapat membantu memastikan kebutuhan pokok mereka tetap terpenuhi. Semoga bantuan ini dapat meringankan ekonomi warga lima kampung yang terdampak," kata Yohanes.
Penyaluran bantuan bahan pokok dari PT Freeport Indonesia ke lima desa binaan (ANTARA/Evarianus Supar)
Bantuan tersebut diserahkan oleh perwakilan tim Community Relations PTFI, Alfonsus Ramidi kepada para kepala kampung bersama perwakilan warga dengan memperhatikan protokol kesehatan, yaitu menggunakan masker serta menjaga jarak.
Yohanes mengatakan bantuan sosial ini merupakan kelanjutan dari distribusi bahan makanan yang dilakukan sebelumnya kepada 4.200 masyarakat Amungme dan Kamoro yang tinggal di sekitar area perusahaan pada April lalu.
Melalui dana kemitraan Freeport yang dikelola oleh Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro (YPMAK) juga telah didistribusikan bantuan serupa senilai Rp9 miliar kepada masyarakat tujuh suku di Kabupaten Mimika.
PTFI berencana untuk menyalurkan bantuan serupa kepada warga Kampung Banti, Distrik Tembagapura yang kini mengungsi di Timika sekitarnya sejak Februari lalu akibat situasi yang kurang aman setelah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) memasuki perkampungan mereka.
Pemberian bantuan sosial tahap kedua dilakukan bersama pihak Keuskupan Timika.
Selain bahan makanan – juga diserahkan bantuan berupa 2.400 masker. Bantuan ini menyasar pada masyarakat asli Papua yang mayoritas bekerja secara informal sebagai petani dan nelayan di lima kampung binaan PTFI tersebut.
Keuskupan Mimika yang telah lama bekerja sama dengan PTFI, khususnya dalam bidang pengembangan ekonomi, berharap agar bantuan ini dapat meringankan warga di tengah pandemi COVID-19.
"Bantuan-bantuan ini tentu akan sangat membantu ketahanan pangan masyarakat, sebab dengan adanya berbagai pembatasan yang diakibatkan virus corona, produktivitas warga, seperti yang bergerak di bidang perkebunan dan perikanan, menjadi berkurang," kata Benyamin Meo selaku Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi sekaligus Manajer Koperasi Maria Bintang Laut Keuskupan Mimika.
Menurut dia, seluruh bahan makanan yang disalurkan kepada warga telah melalui pemeriksaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan kondisinya baik dan layak dikonsumsi.
Manajer Community Economic Development PTFI Yohanes Bawahan di Timika, Senin, mengatakan bantuan yang disalurkan itu berupa beras, minyak goreng, telur, gula, dan mie instan dengan nilai mencapai Rp800 juta untuk meringankan perekonomian warga akibat terdampak COVID-19.
"Di tengah pandemi yang berdampak pada kehidupan masyarakat, kami berharap PTFI dapat membantu memastikan kebutuhan pokok mereka tetap terpenuhi. Semoga bantuan ini dapat meringankan ekonomi warga lima kampung yang terdampak," kata Yohanes.
Bantuan tersebut diserahkan oleh perwakilan tim Community Relations PTFI, Alfonsus Ramidi kepada para kepala kampung bersama perwakilan warga dengan memperhatikan protokol kesehatan, yaitu menggunakan masker serta menjaga jarak.
Yohanes mengatakan bantuan sosial ini merupakan kelanjutan dari distribusi bahan makanan yang dilakukan sebelumnya kepada 4.200 masyarakat Amungme dan Kamoro yang tinggal di sekitar area perusahaan pada April lalu.
Melalui dana kemitraan Freeport yang dikelola oleh Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro (YPMAK) juga telah didistribusikan bantuan serupa senilai Rp9 miliar kepada masyarakat tujuh suku di Kabupaten Mimika.
PTFI berencana untuk menyalurkan bantuan serupa kepada warga Kampung Banti, Distrik Tembagapura yang kini mengungsi di Timika sekitarnya sejak Februari lalu akibat situasi yang kurang aman setelah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) memasuki perkampungan mereka.
Pemberian bantuan sosial tahap kedua dilakukan bersama pihak Keuskupan Timika.
Selain bahan makanan – juga diserahkan bantuan berupa 2.400 masker. Bantuan ini menyasar pada masyarakat asli Papua yang mayoritas bekerja secara informal sebagai petani dan nelayan di lima kampung binaan PTFI tersebut.
Keuskupan Mimika yang telah lama bekerja sama dengan PTFI, khususnya dalam bidang pengembangan ekonomi, berharap agar bantuan ini dapat meringankan warga di tengah pandemi COVID-19.
"Bantuan-bantuan ini tentu akan sangat membantu ketahanan pangan masyarakat, sebab dengan adanya berbagai pembatasan yang diakibatkan virus corona, produktivitas warga, seperti yang bergerak di bidang perkebunan dan perikanan, menjadi berkurang," kata Benyamin Meo selaku Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi sekaligus Manajer Koperasi Maria Bintang Laut Keuskupan Mimika.
Menurut dia, seluruh bahan makanan yang disalurkan kepada warga telah melalui pemeriksaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan kondisinya baik dan layak dikonsumsi.