Jakarta (ANTARA) - Manajemen Barito Putera menerapkan tes IQ (kecerdasan intelektual) bagi para pemain mudanya yang bergabung dengan skuat Pangeran Antasari junior sebagai bentuk keseriusan klub dalam pengelolaan akademi.
Pelatih akademi Barito Putera U-16 dan U-18, Ilham Romadhona, mengatakan pihaknya tak hanya menempa pemain ketika di lapangan semata, namun pembinaan inteligensi menjadi satu dari sekian faktor untuk menciptakan pemain berkualitas di masa depan.
"Usia dini itu memang sudah harus ada tes IQ. Makanya akademi Barito Putera U-16 dan U-18 itu akademi terbaik di antara semua, banyak yang mengadopsi dari Barito," ujar Ilham dikutip dari laman resmi klub di Jakarta, Sabtu.
Penerapan tes IQ itu tak terlepas dari pengalamannya di program Primavera dan Garuda Select. Para pemain tidak hanya dihadapkan untuk terampil mengolah si kulit bundar, juga harus memiliki kemampuan analisis strategi.
Program yang sudah diterapkan Barito Putera itu menuai hasil dalam dua tahun terakhir, akademi mereka tidak pernah lepas dari babak delapan besar nasional.
Bahkan Barito tercatat sebagai klub yang sering menyumbang pemain ke timnas di masing-masing level. Contohnya Alexandro Felix Kamuru dan Aditya Daffa di timnas U-16, kemudian Bagus Kaffa, Bagus Kahfi, Subhan Fajri, dan Yogi Hermawan yang masuk program Garuda Select.
Kemudian yang terbaru Bagas Kaffa, Yudha Febrian, dan Alif Jaelani masuk dalam daftar pemain yang mengikuti pemusatan latihan timnas U-20 di bawah arahan Shin Tae-yong.
Keberhasilan manajemen Barito Putera yang banyak menyumbangkan pemain ke timnas tak lepas juga dari kewajiban para pemain untuk tetap menimba ilmu di sekolah formal.
Ia yakin pengetahuan yang terus terasah bakal berpengaruh pada situasi di lapangan, terutama saat pengambilan keputusan serta gaya permainan.
"Paling mendasar sih, meski pemain elite pro dikumpulkan, tapi mereka tak melupakan sekolah. Sekolah itu penting, itu bagian dari teknis strategi di lapangan, bagaimana dia bisa mengembangkan permainan," kata dia.
"Kalau tidak punya IQ yang baik, strategi tidak akan jalan. Harusnya di setiap SSB (sekolah sepak bola), grass root, usia dini itu memang harus ada tes IQ," kata dia menambahkan.
Pelatih akademi Barito Putera U-16 dan U-18, Ilham Romadhona, mengatakan pihaknya tak hanya menempa pemain ketika di lapangan semata, namun pembinaan inteligensi menjadi satu dari sekian faktor untuk menciptakan pemain berkualitas di masa depan.
"Usia dini itu memang sudah harus ada tes IQ. Makanya akademi Barito Putera U-16 dan U-18 itu akademi terbaik di antara semua, banyak yang mengadopsi dari Barito," ujar Ilham dikutip dari laman resmi klub di Jakarta, Sabtu.
Penerapan tes IQ itu tak terlepas dari pengalamannya di program Primavera dan Garuda Select. Para pemain tidak hanya dihadapkan untuk terampil mengolah si kulit bundar, juga harus memiliki kemampuan analisis strategi.
Program yang sudah diterapkan Barito Putera itu menuai hasil dalam dua tahun terakhir, akademi mereka tidak pernah lepas dari babak delapan besar nasional.
Bahkan Barito tercatat sebagai klub yang sering menyumbang pemain ke timnas di masing-masing level. Contohnya Alexandro Felix Kamuru dan Aditya Daffa di timnas U-16, kemudian Bagus Kaffa, Bagus Kahfi, Subhan Fajri, dan Yogi Hermawan yang masuk program Garuda Select.
Kemudian yang terbaru Bagas Kaffa, Yudha Febrian, dan Alif Jaelani masuk dalam daftar pemain yang mengikuti pemusatan latihan timnas U-20 di bawah arahan Shin Tae-yong.
Keberhasilan manajemen Barito Putera yang banyak menyumbangkan pemain ke timnas tak lepas juga dari kewajiban para pemain untuk tetap menimba ilmu di sekolah formal.
Ia yakin pengetahuan yang terus terasah bakal berpengaruh pada situasi di lapangan, terutama saat pengambilan keputusan serta gaya permainan.
"Paling mendasar sih, meski pemain elite pro dikumpulkan, tapi mereka tak melupakan sekolah. Sekolah itu penting, itu bagian dari teknis strategi di lapangan, bagaimana dia bisa mengembangkan permainan," kata dia.
"Kalau tidak punya IQ yang baik, strategi tidak akan jalan. Harusnya di setiap SSB (sekolah sepak bola), grass root, usia dini itu memang harus ada tes IQ," kata dia menambahkan.