Jayapura (ANTARA) - Wakil Bupati Keerom Piter Gusbager mendukung program petani melon didaerahnya agar sejahtera dalam peningkatan pendapatan.

"Kesejahteraan petani menjadi prioritas untuk ditingkatkan,"ungkap Wabup Keerom Piter Gusbager dihubungi,Rabu, seusai melakukan kunjungan kepada para petani melon binaannya di Kampung Sanggaria di Arso I.

Saat berkunjung ke lahan petani Arso I dan melihat secara langsung panen melon serta tomat juga meninjau lahan sayur sawi dan pepaya california.

Wabup Piter juga menyaksikan dan merasakan secara langsung kendala yang dihadapi petani, dan bersama-sama berusaha memecahkan masalah mereka.

Wabup berkomitmen membangun bidang pertanian di Keerom.

Bahkan ia menyebut sangat menginginkan agar petani bisa meningkatkan kesejahteraannya dengan berkebun.

"Dari kunjungan itu, saya mendapatkan gambaran langsung tentang kendala yang dihadapi petani melon, dan sayur di Arso I. Umumnya mereka mengeluhkan tentang kurangnya dukungan peralatan mekanis untuk pertanian serta masalah harga produk pertanian yang tak menentu dan seringkali dibawah harga yang wajar," katanya.

Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Piter menyerahkan bantuan alat pertanian berupa mesin rotary secara simbolis, dengan maksud agar alat tersebut bisa mendukung petani lebih produktif lagi dan bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Ia mengaku mendukung petani melon untuk terus meningkatkan produktivitas, karena harga melon yang cukup bagus.

Namun, ia juga mengakui ada beberapa produk hortikultura yang harganya sangat murah karena peran tengkulak yang membuat petani susah bergerak, seperti harga tomat, cabai, buncis, terong, ketimun dan lainnya yang sangat fluktuatif dan seringkali dibawah ongkos produksi petani.

Dalam beberapa tahun terakhir persoalan harga pasaran produk ini adalah karena adanya tengkulak, tugas pemerintah adalah bagaimana memutuskan rantai pemasaran yang merugikan petani. Pasar di Keerom harus bisa difungsikan secara baik agar petani punya tempat, tidak harus ke Jayapura.

"Kedepan, saya akan pastikan bahwa petani tak boleh dalam kondisi ini, mereka harus memiliki nilai tawar untuk menentukan harga produk pertaniannya sendiri agar petani bisa sejahtera," ujarnya.

Dia mengatakan, kedepan tak boleh lagi ada penggunaan dana pembangunan yang mubazir, seperti bangunan pasar di Aividjan dan Yowong yang telah dibangun dengan dana besar namun tidak berfungsi.

Kedepan petani bukan hanya soal pemasaran, namun dalam produksinya, petani bekerja harus didukung alat pertanian mekanis yang memadai, juga pertanian yang lebih sehat yaitu pertanian organik.

"Kita akan kurangi penggunaan pestisida. Akan ada Iptek pertanian yang akan datang ke Keerom, kita akan buat kampung percontohan untuk pertanian organik. Sehingga kedepan Keerom akan menjadi kabupaten yang 80 persen ekonomi daerah didukung sektor pertanian," katanya.

Dia menyebutkan, anggaran daerah akan dikonsentrasikan untuk pembangunan pertanian termasuk SDM dengan menghadirkan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Cenderawasih di Keerom. Sehingga kedepan di Keerom, orang tuanya petani maka anak-anaknya adalah insinyur pertanian.

Sementara itu petani melon di Arso I, M. Nur atau yang dikenal dengan nama Nur Melon, mengemukakan sangat terharu dan senang dengan hadirnya Wakil Bupati Keerom Piter Gusbager.

"Kunjungan ini sangat berarti bagi petani, maka kami sampaikan apa yang menjadi unek-unek petani, diantaranya selama ini terkendala alat pertanian, dan lainnya," tambah dia.


Pewarta : Musa Abubar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024