Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda atau kalangan millenial dalam kegiatan restorasi terumbu karang.

"Mereka sebagai tongkat estafet untuk generasi selanjutnya. Dengan jumlah generasi muda sekitar 28 persen dari total jumlah penduduk Indonesia, di tangan merekalah nasib terumbu karang Indonesia akan ditentukan, ayo kita bergerak, tinggal pemerintah mendukung dan mengawasi," katanya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Ia menyampaikan hal itu setelah membuka acara YOUTH VOICE: Coral Reef Restoration ICRG (Indonesia Coral Reef Garden), di Pantai Mangiat, Nusa Dua, Bali, Rabu. Acara tersebut merupakan kelanjutan dari restorasi terumbu karang yang pernah dilaksanakan oleh Kemenko Maritim dan Investasi bersama dengan Bank Dunia dua tahun silam.

Pemerintah mengawali program Indonesia Coral Reef Garden di Nusa Dua, Bali, pada tahun 2018 bersama dengan Managing Director IMF saat itu, Christine Lagarde. Sayangnya, restorasi terumbu karang saat itu hanya mencapai 60 persen.

"Kenapa cuma 60 persen? Karena kita memang kurang pemeliharaan, nah sekarang ingin kita perbaiki. Kita harus dapat memastikan masyarakat umum, terutama kaum muda dan perempuan dapat terlibat secara langsung dan sadar bahwa pelestarian terumbu karang harus berkelanjutan dan memberikan dampak untuk generasi mendatang," tambah Luhut.

Mantan Menko Polhukam itu berharap kegiatan restorasi itu dapat membuka lebih luas lagi lapangan pekerjaan. Para mahasiswa yang sedang bebas kegiatan perkuliahan pun dapat mengisi waktu dengan kegaiatan cinta lingkungan laut.

"Dalam suasana pandemi seperti ini kan banyak juga saudara-saudara kita yang off di bidang perhotelan, para nelayan, masyarakat setempat, kemudian ada para mahasiswa, nah itu kita bantu untuk replanting lagi coral ini, pemerintah akan mencoba mendukung dan akan kita carikan dananya, akan kita ketahui lagi bentuknya seperti apa, segera mereka akan melaporkan segala sesuatunya, kami tunggu dalam tempo secepatnya agar dapat kita tindak lanjuti," terangnya.

Indonesia dianugerahi keanekaragaman laut tertinggi di dunia, dan terletak di segitiga terumbu karang dunia serta memiliki 569 jenis karang, terluas di dunia. Terumbu karang Indonesia mencakup 18 persen luasan terumbu karang dunia namun lebih dari 36 persen mengalami kerusakan (berdasarkan study LIPI, 2018).

Pencemaran laut, aktivitas perikanan yang merusak, serta perubahan iklim adalah penyumbang kerusakan terumbu karang yang terbesar. Demikian pula terumbu karang di perairan Nusa Dua yang hanya tinggal 15-20 persen. Oleh karena itu, gerakan untuk restorasi ekosistem terumbu karang menjadi langkah tepat dan perlu.

Kemenko Maritim dan Investasi akan fokus pada rehabilitasi terumbu karang seluas 204 hektare di perairan Nusa Dua dan Sanur. Selain keterlibatan besar generasi muda, masyarakat nelayan dan penduduk setempat, ICRG sendiri diharapkan dapat merangkul dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan mulai dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, LIPI, Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Daerah Kabupaten Badung, ITDC, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat serta sektor swasta.

"Khusus untuk para generasi muda, kembali saya berpesan, generasi muda sebagai agen perubahan tidak cukup hanya melakukan konservasi tanpa memperhatikan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat sekitarnya. Kalian memiliki kemampuan untuk mengembangkan ekonomi kreatif sesuai keunggulannya. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, kita harus berbuat lebih kreatif dan inovatif," pungkas Luhut.

 

Pewarta : Ade irma Junida
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024