Chicago (ANTARA) - Uji coba vaksin COVID-19 AstraZeneca di Amerika Serikat masih ditunda sambil menunggu penyelidikan AS terhadap efek samping serius yang terjadi di Inggris bahkan saat uji coba vaksin lainnya dilanjutkan, kata sumber yang akrab dengan isu tersebut kepada Reuters.

AstraZeneca pada Sabtu mengatakan telah memulai kembali uji coba di Inggris setelah regulator menyelesaikan ulasan mereka mengenai efek samping serius pada salah satu partisipan.

Ini merupakan indikasi awal bahwa uji coba di AS akan tetap ditangguhkan sampai Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS dan panel keselamatan menyelidik kasus tersebut.

Pendaftaran uji coba global vaksin AstraZeneca, yang dikembangkan bersama para peneliti di Universitas Oxford, dihentikan pada 6 September. Beberapa sumber mengatakan kepada Reuters bahwa pendaftaran pasien baru dan prosedur pengujian lainnya untuk uji coba AS dijadwalkan ulang sampai setidaknya pertengahan pekan. Lagipula, belum diketahui pasti berapa lama FDA menyelesaikan penyelidikannya.

Pemerintah di seluruh dunia merasa putus asa untuk menemukan sebuah vaksin yang membantu mengakhiri pandemi, yang menyebabkan lebih dari 900.000 orang di seluruh dunia meninggal dan menimbulkan gejolak ekonomi global. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menandai vaksin AstraZeneca sebagai yang paling menjanjikan. Penundaaan yang lama dalam uji coba di AS dapat memperlambat akses vaksin di Amerika Serikat.

Kejadian efek samping di Inggris melibatkan seorang pasien riset yang diduga mengalami gangguan inflamasi tulang belakang yang disebut mielitis transvera.

Juru bicara AstraZeneca bungkam soal kapan uji coba di AS dapat dilanjutkan. Menurutnya, perusahaan "akan terus berkoordinasi dengan otoritas kesehatan di seluruh dunia, termasuk FDA, dan akan diarahkan kapan uji klinis lainnya dapat dilanjutkan."

Nasib uji coba vaksin di Afrika Selatan dan India masih belum diketahui, namun uji coba di Brazil dilanjutkan. Perusahaan tidak menyebutkan kapan uji coba di belahan dunia lainnya dapat dilanjutkan.

Sumber: Reuters
 

Pewarta : Asri Mayang Sari
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024