Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta masyarakat Mamuju agar tidak terpengaruh dengan hoaks terkait gempa bumi mangnitudo 6,2 yang mengguncang Sulawesi Barat.
"Jangan mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” kata Doni dalam pernyataan BNPB yang diterima di Jakarta, Minggu.
Pernyataan itu dia sampaikan ketika melakukan peninjauan lokasi terdampak gempa bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati di Mamuju, Sulbar, Minggu.
Pernyataan Doni itu merujuk kepada informasi bohong atau hoaks yang menyebar bahwa pemerintah mengimbau untuk mengosongkan wilayah Mamuju karena akan ada gempa susulan.
Ditegaskan bahwa pemerintah tidak pernah meminta masyarakat untuk keluar dari Mamuju. Informasi yang dikeluarkan oleh BMKG adalah agar warga menjauhi bangunan yang roboh.
Karena itu, kata Doni, pemerintah meminta masyarakat menyikapi kabar itu dengan baik dan tetap tenang.
"Tidak pernah BMKG menyatakan hal seperti itu. Yang kami imbau adalah jauhilah bangunan-bangunan yang sudah runtuh,” kata Kepala BMKG Dwikorita.
“Jauhilah lereng yang rawan longsor dan cukup jauh dari pantai,” katanya, menambahkan.
Sebelumnya, BMKG merilis informasi mengenai potensi gempa susulan, yang dipastikan kekuatannya tidak akan sebesar gempar kedua atau mainshock yang terjadi pada Jumat (15/1) dini hari.
Karena itu Dwikorita meminta agar masyarakat tetap tenang, tapi waspada untuk mengantisipasi potensi gempa susulan itu.
"Perlu mewaspadai adanya gempa susulan, tetapi tidak akan sampai sebesar 8,2 magnitudo. Kurang lebih sebesar kemarin (Magnitudo 6,2), itu yang paling besar. Tetapi akan lebih banyak yang lebih rendah dari kemarin,” kata Dwikorita.
"Jangan mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” kata Doni dalam pernyataan BNPB yang diterima di Jakarta, Minggu.
Pernyataan itu dia sampaikan ketika melakukan peninjauan lokasi terdampak gempa bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati di Mamuju, Sulbar, Minggu.
Pernyataan Doni itu merujuk kepada informasi bohong atau hoaks yang menyebar bahwa pemerintah mengimbau untuk mengosongkan wilayah Mamuju karena akan ada gempa susulan.
Ditegaskan bahwa pemerintah tidak pernah meminta masyarakat untuk keluar dari Mamuju. Informasi yang dikeluarkan oleh BMKG adalah agar warga menjauhi bangunan yang roboh.
Karena itu, kata Doni, pemerintah meminta masyarakat menyikapi kabar itu dengan baik dan tetap tenang.
"Tidak pernah BMKG menyatakan hal seperti itu. Yang kami imbau adalah jauhilah bangunan-bangunan yang sudah runtuh,” kata Kepala BMKG Dwikorita.
“Jauhilah lereng yang rawan longsor dan cukup jauh dari pantai,” katanya, menambahkan.
Sebelumnya, BMKG merilis informasi mengenai potensi gempa susulan, yang dipastikan kekuatannya tidak akan sebesar gempar kedua atau mainshock yang terjadi pada Jumat (15/1) dini hari.
Karena itu Dwikorita meminta agar masyarakat tetap tenang, tapi waspada untuk mengantisipasi potensi gempa susulan itu.
"Perlu mewaspadai adanya gempa susulan, tetapi tidak akan sampai sebesar 8,2 magnitudo. Kurang lebih sebesar kemarin (Magnitudo 6,2), itu yang paling besar. Tetapi akan lebih banyak yang lebih rendah dari kemarin,” kata Dwikorita.