Wamena (ANTARA) - Para orang tua di Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua ingin proses pendidikan di sana tetap berjalan tanpa terhambat COVID-19 agar anak-anak mereka mendapatkan pendidikan.

Kepala Dinas Pendidikan Tolikara Michael Ury Rapang, S.IP melalui sambungan telepon, Selasa, mengatakan dukungan orang tua itu membuat guru juga bersemangat.

"Malah orang tua menginginkan tetap membuka sekolah. Jangan sampai tidak buka sekolah. Orang tua menganggap bahwa penyakit itu (COVID-19) sebenarnya tidak ada," katanya.

Ia mengatakan sejauh ini tidak ada masalah dalam pembelajaran tatap muka yang berlangsung di sana.

Dinas pendidikan setempat mencatat hanya beberapa sekolah yang menggunakan sistem pembelajaran secara daring karena minimnya layanan internet bagi guru maupun siswa.

"Yang pakai jaringan di Karubaga itu ada SMP Negeri, SMP YPPGI, SMA, terus di Distrik Kembu, Distrik Kanggime itu ada SMA Kanggime, terus di Bokondini ada, lainnya belajar biasa atau datang ke sekolah," katanya.

Walaupun orang tua beranggapan bahwa COVID-19 bukan penyakitnya orang Papua, dinas tetap menerapkan protokol kesehatan dalam pembelajaran di sekolah.

"Walaupun ada jaringan mereka belajar biasa (tatap muka), cuma protokol kesehatan dipakai, terus satu minggu itu dibagi per kelas untuk pertemuan, jadi sudah dibagi hari per kelas," katanya.

Salah satu kendala yang dihadapi satuan pendidikan di sana adalah terkait aturan-aturan dari pusat yang harus disesuaikan di daerah, misalnya pelaporan dapodik dan pelaporan lain yang harus disampaikan secara daring.

"Terus laporan yang berkaitan lewat sekolah secara online, itu yang kita terkendala karena dukungan jaringan sangat terbatas. Dengan terbatasnya jaringan, para guru untuk konsultasi dan koordinasi ke pusat kota itu mereka membutuhkan biaya yang tinggi," katanya.

 

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Editor Papua
Copyright © ANTARA 2024