Timika (ANTARA) - Direktur PT Freeport Indonesia Claus Wamafma menyebut perusahaan pertambangan beroperasi di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua telah memvaksin COVID-19 pada karyawan dan keluarganya capai 90 persen atau diperkirakan berjumlah lebih dari 20.000 orang.
"Perkembangan terakhir program vaksinasi COVID-19 di Freeport sudah mencapai 90 persen. Ini sesuatu yang menggembirakan sehingga kami mempunyai kepercayaan diri yang cukup untuk mulai membuka secara bertahap fasilitas umum di area perusahaan," kata Claus di Timika, Jumat.
Menurut dia, pandemi COVID-19 yang juga melanda hingga ke area PT Freeport Indonesia baik di kawasan dataran tinggi Tembagapura dan sekitarnya maupun di kawasan dataran rendah yaitu Kuala Kencana, Pelabuhan Portsite Amamapare dan sekitarnya sejak April 2020 hingga saat ini menjadi tantangan paling serius yang dihadapi perusahaan tersebut.
Namun dengan penanganan yang sangat baik, katanya, kini kasus COVID-19 di area Freeport telah menurun sangat drastis, bahkan temuan kasus baru sangat sedikit.
"Kalau COVID-19 bisa kita kontrol secara baik maka tentu karyawan bisa bekerja tanpa rasa takut dan produksi bisa terjaga. Pada akhirnya semua pemangku kepentingan tentu bisa merasakan dampak dari operasi perusahaan," ujar Claus.
Sejak beberapa waktu lalu, manajemen PT Freeport Indonesia secara bertahap sudah mulai membuka kembali fasilitas umum di area perusahaan seperti tempat ibadah yaitu gereja dan masjid sudah bisa dihadiri penuh oleh umat yang beribadah dengan penegakan protokol kesehatan, fasilitas gym, restoran dan lainnya.
Adapun aktivitas persekolahan di YPJ Kuala Kencana dan YPJ Tembagapura kini dibuka terbatas dua hari untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka, sementara tiga hari lainnya menggelar pembelajaran dengan sistem daring.
Demikian pun dengan jadwal libur kerja mingguan karyawan (shift day off/SDO) menggunakan bus dari Tembagapura ke Timika kini sudah dibuka kembali, meskipun belum normal seperti kondisi sebelum pandemi COVID-19.
"Semua masih dalam kajian secara bertahap. Kita akan melihat semua, tentu menjadi kerinduan semua karyawan dan keluarga agar semua pelayanan bisa kembali normal seperti sebelumnya," ujarnya.
Claus menyebut puncak penularan COVID-19 tertinggi di area Freeport terjadi pada periode akir Juni hingga awal September lalu.
"Periode Juni sampai Agustus itu yang benar-benar mengkhawatirkan. Angka kasus COVID-19 di area perusahaan sangat tinggi, kita juga dihadapkan dengan kelangkaan oksigen medis, keterbatasan peralatan medis dan lainnya," jelasnya.
Selama dilanda pandemi COVID-19, jumlah karyawan PT Freeport dan perusahaan subkontraktornya yang meninggal dunia sekitar 15 orang.
"Perkembangan terakhir program vaksinasi COVID-19 di Freeport sudah mencapai 90 persen. Ini sesuatu yang menggembirakan sehingga kami mempunyai kepercayaan diri yang cukup untuk mulai membuka secara bertahap fasilitas umum di area perusahaan," kata Claus di Timika, Jumat.
Menurut dia, pandemi COVID-19 yang juga melanda hingga ke area PT Freeport Indonesia baik di kawasan dataran tinggi Tembagapura dan sekitarnya maupun di kawasan dataran rendah yaitu Kuala Kencana, Pelabuhan Portsite Amamapare dan sekitarnya sejak April 2020 hingga saat ini menjadi tantangan paling serius yang dihadapi perusahaan tersebut.
Namun dengan penanganan yang sangat baik, katanya, kini kasus COVID-19 di area Freeport telah menurun sangat drastis, bahkan temuan kasus baru sangat sedikit.
"Kalau COVID-19 bisa kita kontrol secara baik maka tentu karyawan bisa bekerja tanpa rasa takut dan produksi bisa terjaga. Pada akhirnya semua pemangku kepentingan tentu bisa merasakan dampak dari operasi perusahaan," ujar Claus.
Sejak beberapa waktu lalu, manajemen PT Freeport Indonesia secara bertahap sudah mulai membuka kembali fasilitas umum di area perusahaan seperti tempat ibadah yaitu gereja dan masjid sudah bisa dihadiri penuh oleh umat yang beribadah dengan penegakan protokol kesehatan, fasilitas gym, restoran dan lainnya.
Adapun aktivitas persekolahan di YPJ Kuala Kencana dan YPJ Tembagapura kini dibuka terbatas dua hari untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka, sementara tiga hari lainnya menggelar pembelajaran dengan sistem daring.
Demikian pun dengan jadwal libur kerja mingguan karyawan (shift day off/SDO) menggunakan bus dari Tembagapura ke Timika kini sudah dibuka kembali, meskipun belum normal seperti kondisi sebelum pandemi COVID-19.
"Semua masih dalam kajian secara bertahap. Kita akan melihat semua, tentu menjadi kerinduan semua karyawan dan keluarga agar semua pelayanan bisa kembali normal seperti sebelumnya," ujarnya.
Claus menyebut puncak penularan COVID-19 tertinggi di area Freeport terjadi pada periode akir Juni hingga awal September lalu.
"Periode Juni sampai Agustus itu yang benar-benar mengkhawatirkan. Angka kasus COVID-19 di area perusahaan sangat tinggi, kita juga dihadapkan dengan kelangkaan oksigen medis, keterbatasan peralatan medis dan lainnya," jelasnya.
Selama dilanda pandemi COVID-19, jumlah karyawan PT Freeport dan perusahaan subkontraktornya yang meninggal dunia sekitar 15 orang.