Timika (ANTARA) - Pihak SMP Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) Santo Bernadus Timika, Papua hingga semester genap tahun pelajaran 2021-2022  masih  melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas sejak 10 Januari 2022.

Kepala SMP YPPK Santo Bernadus Timika Saur Simbolon di Timika, Jumat, mengatakan jajarannya masih mengikuti kebijakan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mimika pada semester ganjil tahun 2021 lalu.

"Pada awal 2022 ini memang sudah ada Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri yang baru yang menyatakan bahwa untuk daerah dengan level 1 dan level 2 (angka kasus COVID-19) bisa melakukan PTM seratus persen. Namun kami di Mimika sampai sekarang kita tidak mengetahui status kita sekarang di level berapa," ujar Simbolon.

Dengan kebijakan PTM Terbatas itu, katanya, sekolah membuat dua sesi pembelajaran pada setiap kelas dengan jumlah siswa yang hadir per sesi hanya 50 persen.

"Maksimal jumlah siswa per kelas yaitu 34 orang. Setiap kelas dibagi dua sesi. Sesi pertama masuk jam 07.15 WIT sampai jam 09.15 WIT lalu dilanjutkan dengan sesi dua mulai jam 10.00 WIT sampai jam 12.00 WIT," jelasnya.

Hingga kini, katanya, SMP YPPK Santo Bernadus Timika hanya menggelar pembelajaran dengan durasi waktu dua jam per hari dengan dua mata pelajaran tanpa waktu istirahat.

"Sesuai SKB empat menteri itu memang memungkinkan PTM dilaksanakan sampai empat jam. Kalau kami melaksanakan sampai empat jam maka kasihan anak-anak yang akan masuk siang pada sesi dua. Mereka bisa pulang ke rumah jam 14.00 WIT dan tiba di rumah bisa sampai jam 15.00 WIT," jelas Simbolon.

SMP YPPK Santo Bernadus Timika sendiri sudah menggelar PTM Terbatas sejak Agustus 2021 dan hingga kini belum ada laporan ada siswa, guru maupun staf yang terpapar COVID-19.

Setelah dibuka kembali PTM Terbatas di sekolah, katanya, antusiasme siswa maupun orang tua sangat bagus jika dibandingkan dengan periode sebelumnya dimana sekolah menerapkan dua moda pembelajaran yaitu pembelajaran daring dan pembelajaran luring.

Ia berharap, para orang tua sangat antusias ketika anak-anak mereka kembali lagi mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.

"Kami yakin para orang tua pasti kewalahan saat anak-anaknya belajar dari rumah melalui sistem daring. Itu juga baik untuk orang tua agar jangan sedikit-sedikit mempersalahkan sekolah. Dari sisi kami di sekolah, PTM jauh lebih bagus karena lebih hemat energi kami dibanding harus menyiapkan segala metode pembelajaran untuk sistem daring," ujarnya.

Simbolon sangat berharap pandemi COVID-19 segera berakhir dan pembelajaran siswa di sekolah kembali normal seperti sebelum datangnya pandemi COVID-19.

Guna mencegah terjadinya penularan COVID-19 di sekolah, pihak SMP YPPK Santo Bernadus Timika tetap menerapkan protokol kesehatan ketat di sekolah seperti menyiapkan sabun pencuci tangan dan wastafel, tisu dan semua ruangan harus dilakukan disinfektan setiap selesai sesi pembelajaran.

Ketika siswa pulang, pihak sekolah akan memanggil siswa per kelas untuk keluar dari kelas sehingga tidak terjadi antrean siswa di pintu gerbang keluar sekolah.

Saat ini jumlah siswa yang bersekolah di salah satu SMP tertua di Kota Timika itu sebanyak 885 orang mulai dari kelas 7 hingga kelas 9 dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 40 orang.
  
 

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024