Biak,Papua (ANTARA) - Kabupaten Biak Numfor, Papua akan menjadi tuan rumah penyelenggara Festival Film Papua (FFP) ke-V yang akan berlangsung pada 5-9 Agustus 2022.
Ketua panitia pelaksana Festival Film Papua ke-V Timothius Rumansara di Biak, Sabtu, mengatakan FFP ke-V merupakan festival Film dokumenter terbesar di Tanah Papua sebagai agenda tahunan.
"FFP digagas kelompok anak-anak muda Papua yang tergabung dalam Perkumpulan Papuan Voices,"ungkapnya.
Diakui Timothius, program FFP telah berlangsung di berbagai kabupaten/kota Papua sejak tahun 2017 hingga saat ini.
Ajang FFP, menurut Timothius, menjadi ruang bereskpresi kalangan generasi muda Papua dalam kreativitas membuat karya film dokumenter.
"Ajang FFP juga menyalurkan minat bakat anak muda Papua dalam memproduksi beragam film dokumenter berlatar belakang budaya asli dan adat istiadat Papua,"ungkapnya.
Ia menyebut, panitia FFP Biak Numfor tahun 2022 sudah mulai menerima karya film dokumenter untuk dilombakan.
Sementara itu, Ketua Panitia Pengarah Max Binur mengakui, animo masyarakat Papua mendukung dan menyaksikan FFP sangat meningkat dari tahun ke tahun.
"Ada seribuan anak muda dan warga Papua lainnya yang hadir menyaksikan FFP setiap tahun digear bergantian di kabupaten/kota se-Papua,"ungkap Max.
Max mengharapkan, melalui ajang FFP akan menjadi tolak ukur pergerakan perfilman di Papua terutama dokumenter.
"FFP dapat memicu semangat para filmmaker muda Papua untuk terus berkarya dan menggerakkan nonton film dokumenter masyarakat adat dan budaya Papua,"ujarnya.
Max mengatakan, FFP juga membangun kesadaran kritis masyarakat adat terhadap beragam fenomena masa lalu dan masa kini yang terjadi sebagai proses dialektika.
Pada ajang Festival Film Papua ke-V berlangsung 5-9 Agustus 2022 mengangkat tema "Adat dan Budaya, Harkat dan Martabatku".
Ketua panitia pelaksana Festival Film Papua ke-V Timothius Rumansara di Biak, Sabtu, mengatakan FFP ke-V merupakan festival Film dokumenter terbesar di Tanah Papua sebagai agenda tahunan.
"FFP digagas kelompok anak-anak muda Papua yang tergabung dalam Perkumpulan Papuan Voices,"ungkapnya.
Diakui Timothius, program FFP telah berlangsung di berbagai kabupaten/kota Papua sejak tahun 2017 hingga saat ini.
Ajang FFP, menurut Timothius, menjadi ruang bereskpresi kalangan generasi muda Papua dalam kreativitas membuat karya film dokumenter.
"Ajang FFP juga menyalurkan minat bakat anak muda Papua dalam memproduksi beragam film dokumenter berlatar belakang budaya asli dan adat istiadat Papua,"ungkapnya.
Ia menyebut, panitia FFP Biak Numfor tahun 2022 sudah mulai menerima karya film dokumenter untuk dilombakan.
Sementara itu, Ketua Panitia Pengarah Max Binur mengakui, animo masyarakat Papua mendukung dan menyaksikan FFP sangat meningkat dari tahun ke tahun.
"Ada seribuan anak muda dan warga Papua lainnya yang hadir menyaksikan FFP setiap tahun digear bergantian di kabupaten/kota se-Papua,"ungkap Max.
Max mengharapkan, melalui ajang FFP akan menjadi tolak ukur pergerakan perfilman di Papua terutama dokumenter.
"FFP dapat memicu semangat para filmmaker muda Papua untuk terus berkarya dan menggerakkan nonton film dokumenter masyarakat adat dan budaya Papua,"ujarnya.
Max mengatakan, FFP juga membangun kesadaran kritis masyarakat adat terhadap beragam fenomena masa lalu dan masa kini yang terjadi sebagai proses dialektika.
Pada ajang Festival Film Papua ke-V berlangsung 5-9 Agustus 2022 mengangkat tema "Adat dan Budaya, Harkat dan Martabatku".