Jayapura (ANTARA) -
Sarjana sosiologi dan ilmu pemerintahan alumni Stisipol Silas Papare Jayapura mendorong kondusifitas di Papua lebih baik ke depannya melalui "sharing" resolusi konflik yang damai.
Ketua Ikatan Sarjana Sosiologi dan Ilmu Pemerintahan Alumni Stisipol Silas Papare Jayapura Frits Ramandey kepada Antara di Jayapura, Sabtu, mengatakan "sharing" resolusi konflik ini sebagai suatu tanggung jawab keilmuan.
"Hal ini merespon dinamika sosial budaya di Papua yang makin berdinamika baik dari aspek kekerasan dan pendekatan keamanan," katanya yang juga merupakan Kepala Kantor Komnas HAM Perwakilan Papua.
Menurut Frits, selain itu juga munculnya polarisasi pembelahan dua kelompok yang menunjukkan ekspresi mendukung proses pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB), namun juga menolak usulan DOB.
"Semua kepentingan sosial dalam masyarakat moderen haruslah dilihat sebagai perubahan dan proses sosial," ujarnya.
Dia menjelaskan "sharing" ini memberikan gambaran tentang bagaimana kelompok-kelompok akademisi kembali mengambil peran untuk mendorong kondusifitas di Papua yg lebih baik ke depan.
"Konflik dalam pandangan sosiologi adalah hal baik yg harus bisa dikelola dengan baik dalam rangka mendorong partisipasi publik di Papua," katanya lagi.
Dia menambahkan para alumni Stisipol Silas Papare Jayapura memandang penting respon polemik di Papua dengan berusaha mengembangkan "sharing" resolusi konflik Papua.
Sekadar diketahui, kegiatan "sharing" tersebut dipandu Sekretaris Umum Alumni Stisipol Silas Papare Jayapura Isak Wondiwoi pada salah satu hotel di Jayapura.