Jayapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Papua menyebutkan, angka prevalensi Kusta masih tergolong tinggi, yakni mencapai 5,8 per 10.000 penduduk, untuk itu dibutuhkan komitmen bersama dari pemangku kepentingan melalui penguatan advokasi dalam penanggulangan kusta di Bumi Cenderawasih.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua Arinius Weya di Jayapura, Jumat , mengatakan, angka tersebut masih tergolong tinggi karena di atas target nasional, yakni kurang dari 1 per 10.000 penduduk.

“Untuk penyumbang terbesar kasus baru kusta di Papua, yakni Kota Jayapura dengan jumlah sekitar 600 sampai 700 kasus baru yang terdaftar di 13 puskesmas,” katanya.

Menurut Arinius, sementara penyumbang kasus baru kedua yakni Biak Numfor dan disusul daerah lain yang ada di wilayah pesisir Papua. Untuk itu permasalahan kusta tidak dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan saja dan membutuhkan waktu yang cukup panjang dalam penyelesaiannya.

“Kami terus melakukan sosialisasi ke masyarakat dan juga membina petugas di puskesmas maupun Dinkes kabupaten dan kota agar selalu mengingatkan agar menjaga kebersihan,” ujarnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Papua Purnomo mengatakan pihaknya menargetkan eliminasi penyakit kusta di tahun 2030 dengan meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mengatasi dan mencegah penyakit tersebut.

“Target eliminasi awalnya ditentukan 2024, tapi kami minta waktu sampai 2030 baru capai sehingga prevalensi kusta kurang dari 1 per 10.000 penduduk, karena masa inkubasi penyakit kusta panjang yakni 2-5 tahun,” katanya.

Dia menjelaskan dalam penanggulangan kusta pihaknya akan mengintensifkan penemuan penderita kusta tingkat kabupaten dan kota.

“Karena berdasarkan data hanya 60 persen saja penderita kusta yang datang dengan sukarela, sementara sisanya ini yang akan dicari,”katanya.


Pewarta : Qadri Pratiwi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024