Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan mengajak umat Kristen di wilayah ini mendaftarkan aset-aset tanah milik gereja ke pemerintah agar mendapat sertifikat kepemilikan.
Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi di Wamena, Selasa, mengatakan panitia pembangunan perlu mempersiapkan pelepasan atas tanah yang hendak digunakan untuk pembangunan kapela atau gedung gereja.
“Kita sudah jadi provinsi (Papua Pegunungan) jadi sudah pasti secara bertahap akan berubah atau maju. Oleh karena itu yang sudah menjadi aset gereja harus dibuat menjadi sertifikat, supaya jangan di kemudian hari anak-anak datang gugat pihak gereja,” katanya.
Menurut Marthin, pihaknya mengajak umat Katolik di wilayah itu menjaga kebersamaan, menjaga lingkungan agar pembangunan yang direncanakan terlaksana dengan baik.
“Orang Muda Katolik (OMK) itu pundak Katolik oleh karena itu hindari sesuatu yang merugikan diri sendiri seperti minuman keras atau obat-obat terlarang,” katanya ketika melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Kapela Katolik Pumo Musalfak.
Dia menjelaskan pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Penjabat Gubernur Papua Pegunungan yang menghadiri peresmian serta memberikan bantuan dana untuk menunjang kegiatan pembangunan kapela.
“Saya sampaikan terima kasih kepada gubernur yang sudah masuk sampai ke tempat kegiatan ini padahal jauh,” katanya.
Dia menambahkan pihaknya juga mengajak panitia terbuka kepada umat atas bantuan-bantuan yang diterima dan memanfaatkan secara baik.
Ketua Panitia Pembangunan Kapela Pumo Musalfak Isak Wetipo mengatakan pihaknya membutuhkan Rp2 miliar lima ratus juta untuk pembangunan gedung berukuran 9 X 24 meter persegi itu.
“Sementara kita sudah dapat bantuan 300 sak semen, 300 lembar seng serta dana Rp100 juta dari Gubernur Papua Pegunungan dan Wakil Bupati Jayawijaya Rp30 juta,” katanya.
Isak menambahkan pihaknya menargetkan Desember 2023 sudah melakukan peresmian bangunan itu, panitia akan terus mendorong umat untuk swadaya mempercepat pembangunan.
Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi di Wamena, Selasa, mengatakan panitia pembangunan perlu mempersiapkan pelepasan atas tanah yang hendak digunakan untuk pembangunan kapela atau gedung gereja.
“Kita sudah jadi provinsi (Papua Pegunungan) jadi sudah pasti secara bertahap akan berubah atau maju. Oleh karena itu yang sudah menjadi aset gereja harus dibuat menjadi sertifikat, supaya jangan di kemudian hari anak-anak datang gugat pihak gereja,” katanya.
Menurut Marthin, pihaknya mengajak umat Katolik di wilayah itu menjaga kebersamaan, menjaga lingkungan agar pembangunan yang direncanakan terlaksana dengan baik.
“Orang Muda Katolik (OMK) itu pundak Katolik oleh karena itu hindari sesuatu yang merugikan diri sendiri seperti minuman keras atau obat-obat terlarang,” katanya ketika melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Kapela Katolik Pumo Musalfak.
Dia menjelaskan pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Penjabat Gubernur Papua Pegunungan yang menghadiri peresmian serta memberikan bantuan dana untuk menunjang kegiatan pembangunan kapela.
“Saya sampaikan terima kasih kepada gubernur yang sudah masuk sampai ke tempat kegiatan ini padahal jauh,” katanya.
Dia menambahkan pihaknya juga mengajak panitia terbuka kepada umat atas bantuan-bantuan yang diterima dan memanfaatkan secara baik.
Ketua Panitia Pembangunan Kapela Pumo Musalfak Isak Wetipo mengatakan pihaknya membutuhkan Rp2 miliar lima ratus juta untuk pembangunan gedung berukuran 9 X 24 meter persegi itu.
“Sementara kita sudah dapat bantuan 300 sak semen, 300 lembar seng serta dana Rp100 juta dari Gubernur Papua Pegunungan dan Wakil Bupati Jayawijaya Rp30 juta,” katanya.
Isak menambahkan pihaknya menargetkan Desember 2023 sudah melakukan peresmian bangunan itu, panitia akan terus mendorong umat untuk swadaya mempercepat pembangunan.