Jayapura (ANTARA) - Keuskupan Jayapura meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Yahukimo memperhatikan sekolah di daerah pedalaman seperti di Kampung Saminage dan Hemer Helenga untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah tersebut.
Uskup Jayapura Mgr Yanuarius Theofilus Matopai You saat dihubungi, di Saminage, Jumat mengatakan, Kabupaten Yahukimo terdapat tiga sekolah dasar (SD) dan satu sekolah menengah pertama (SMP).
“Waktu saya berkunjung ke Saminage karena di sana mayoritas umat Katolik pada Juni tahun ini kaget, ada sekolah namun tidak ada guru,” katanya.
Menurutnya, banyak anak usia pendidikan tetapi tidak bisa sekolah karena tidak ada guru yang mengajar di sana.
“Saya sebagai tokoh agama di Papua sangat sedih melihat anak-anak kita di pedalaman tidak bisa bersekolah karena tak ada guru,” ujarnya.
Uskup Jayapura Yanuarius menjelaskan pada 27-28 Oktober 2023 akan berkunjung ke Kabupaten Yahukimo, sekalian ingin membicarakan bagaimana langkah ke depan dari pemerintah setempat mengenai kondisi ini.
“Kami dari gereja juga mengambil langkah cepat mengirim guru dengan dukungan Kementerian Sosial RI, sekarang Pemkab Yahukimo akan lakukan apa, sementara orang lain sudah bantu,” katanya.
Dia menambahkan langkah yang diambil ini bukan mau mencampuri tugas ‘orang lain’ dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo tetapi ingin menolong anak-anak Indonesia yang ada di pelosok negeri.
“Saya sangat prihatin, sedih dan peduli tentang nasib anak-anak kita ke depan kalau tidak membantu mereka memperoleh pendidikan yang layak,” ujarnya.
Keuskupan Gereja Katolik Jayapura bersama Kementerian Sosial RI telah mengirim tujuh guru untuk mengajar di SD Samiyage dan Hemer Helenga, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada (13/10) 2023.
Uskup Jayapura Mgr Yanuarius Theofilus Matopai You saat dihubungi, di Saminage, Jumat mengatakan, Kabupaten Yahukimo terdapat tiga sekolah dasar (SD) dan satu sekolah menengah pertama (SMP).
“Waktu saya berkunjung ke Saminage karena di sana mayoritas umat Katolik pada Juni tahun ini kaget, ada sekolah namun tidak ada guru,” katanya.
Menurutnya, banyak anak usia pendidikan tetapi tidak bisa sekolah karena tidak ada guru yang mengajar di sana.
“Saya sebagai tokoh agama di Papua sangat sedih melihat anak-anak kita di pedalaman tidak bisa bersekolah karena tak ada guru,” ujarnya.
Uskup Jayapura Yanuarius menjelaskan pada 27-28 Oktober 2023 akan berkunjung ke Kabupaten Yahukimo, sekalian ingin membicarakan bagaimana langkah ke depan dari pemerintah setempat mengenai kondisi ini.
“Kami dari gereja juga mengambil langkah cepat mengirim guru dengan dukungan Kementerian Sosial RI, sekarang Pemkab Yahukimo akan lakukan apa, sementara orang lain sudah bantu,” katanya.
Dia menambahkan langkah yang diambil ini bukan mau mencampuri tugas ‘orang lain’ dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo tetapi ingin menolong anak-anak Indonesia yang ada di pelosok negeri.
“Saya sangat prihatin, sedih dan peduli tentang nasib anak-anak kita ke depan kalau tidak membantu mereka memperoleh pendidikan yang layak,” ujarnya.
Keuskupan Gereja Katolik Jayapura bersama Kementerian Sosial RI telah mengirim tujuh guru untuk mengajar di SD Samiyage dan Hemer Helenga, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada (13/10) 2023.