Biak (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Biak Numfor, Papua mengungkap kasus stunting di daerah itu per Agustus 2023 tercatat 6,30 persen atau turun dari 6,57 persen dibanding pada Juni 2023.
"Dalam tiga tahun terakhir kasus stunting di Biak Numfor terus mengalami penurunan signifikan," ujar Kepala DP3AKB Kabupaten Biak Numfor Johanna Nap di Biak, Kamis.
Ia mencatat angka stunting pada 2021 pada angka 9,43 persen, turun menjadi 6,59 pada 2022, lalu pada Juni 2023 sebesar 6,57 persen dan pada Agustus 2023 tinggal 6,30 persen.
Ia mengharapkan pada 2024 target kasus stunting nol persen di Kabupaten Biak Numfor dapat tercapai.
Untuk mewujudkan Biak nol persen, menurut Johanna, telah dilakukan koordinasi antarorganisasi perangkat daerah, instansi lintas sektoral serta juga dengan satuan TNI/Polri sebagai bapak asuh stunting.
Upaya lain yang dilakukan untuk menekan angka stunting adalah dengan menyediakan makanan bergizi di dapur sehat.
Dapur sehat disediakan pemerintah untuk mengolah menu makanan bergizi yang dimasak dari potensi ketersediaan pangan lokal.
"Olahan pangan lokal di dapur sehat dibuat dari keladi, ikan, telur, sagu, daun kelor dan beragam sayur mayur," jelas Johanna.
Diakuinya penanganan stunting pada anak adalah dalam upaya mewujudkan generasi emas Indonesia pada 2045.
Guna mengatasi stunting, menurut Johanna, sangat dibutuhkan kolaborasi bersama dari lintas organisasi perangkat daerah, TNI/Polri serta para pemangku kepentingan lainnya untuk ikut berperan.
Diingatkan Johanna, para orang tua harus memperhatikan 1.000 hari pada awal kehidupan anak.
"Pemeriksaan kesehatan ibu dan anak serta memperhatikan kebersihan lingkungan juga salah satu cara mencegah munculnya kasus stunting," sebutnya.
"Dalam tiga tahun terakhir kasus stunting di Biak Numfor terus mengalami penurunan signifikan," ujar Kepala DP3AKB Kabupaten Biak Numfor Johanna Nap di Biak, Kamis.
Ia mencatat angka stunting pada 2021 pada angka 9,43 persen, turun menjadi 6,59 pada 2022, lalu pada Juni 2023 sebesar 6,57 persen dan pada Agustus 2023 tinggal 6,30 persen.
Ia mengharapkan pada 2024 target kasus stunting nol persen di Kabupaten Biak Numfor dapat tercapai.
Untuk mewujudkan Biak nol persen, menurut Johanna, telah dilakukan koordinasi antarorganisasi perangkat daerah, instansi lintas sektoral serta juga dengan satuan TNI/Polri sebagai bapak asuh stunting.
Upaya lain yang dilakukan untuk menekan angka stunting adalah dengan menyediakan makanan bergizi di dapur sehat.
Dapur sehat disediakan pemerintah untuk mengolah menu makanan bergizi yang dimasak dari potensi ketersediaan pangan lokal.
"Olahan pangan lokal di dapur sehat dibuat dari keladi, ikan, telur, sagu, daun kelor dan beragam sayur mayur," jelas Johanna.
Diakuinya penanganan stunting pada anak adalah dalam upaya mewujudkan generasi emas Indonesia pada 2045.
Guna mengatasi stunting, menurut Johanna, sangat dibutuhkan kolaborasi bersama dari lintas organisasi perangkat daerah, TNI/Polri serta para pemangku kepentingan lainnya untuk ikut berperan.
Diingatkan Johanna, para orang tua harus memperhatikan 1.000 hari pada awal kehidupan anak.
"Pemeriksaan kesehatan ibu dan anak serta memperhatikan kebersihan lingkungan juga salah satu cara mencegah munculnya kasus stunting," sebutnya.