Sentani (ANTARA) - Tokoh Masyarakat Adat Papua Yanto Eluay mengharapkan pemuda di daerah ini harus mampu menciptakan kenyamanan menjelang hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah/2024 Masehi.
“Sesama anak bangsa di Kabupaten Jayapura kita harus sama-sama menjaga toleransi antar umat beragama, sehingga tatanan sosial tetap terjaga baik,” kata Tokoh Adat Papua Yanto Eluay kepada ANTARA di Sentani, Sabtu.
Menurut Yanto, banyak saudara-saudara Muslim yang akan melintas di sepanjang jalan yang terdapat kampung-kampung masyarakat orang asli Papua (OAP) untuk menuju ke rumah orang tuanya di daerah Genyem, Lereh, Taja, dan Unurum Guay.
“Tidak boleh mengonsumsi minuman beralkohol atau minuman keras baru melakukan pemalangan di jalan-jalan, itu memalukan kita sebagai masyarakat asli,” katanya.
Dia menjelaskan, perilaku seperti itu harus dihilangkan, malah masyarakat yang melakukan mudik dan melintasi kampung masyarakat OAP harus dijaga dan dilindungi.
“Kita ini semuanya sama di mata Tuhan, sehingga saudara-saudara kita yang berkendara pakai motor atau mobil harus dijaga, ketika ada hambatan di jalan seperti ban bocor, mogok kita harus membantu,” katanya.
Dia juga meminta kepada ondofolo (pemimpin adat), kepala suku untuk memberikan pemahaman kepada masyarakatnya untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) selama hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
“Saya mengajak seluruh masyarakat di Kabupaten Jayapura untuk tetap menjaga kamtibmas dan membantu aparat keamanan menciptakan kondisi yang aman dan nyaman,” katanya.
“Sesama anak bangsa di Kabupaten Jayapura kita harus sama-sama menjaga toleransi antar umat beragama, sehingga tatanan sosial tetap terjaga baik,” kata Tokoh Adat Papua Yanto Eluay kepada ANTARA di Sentani, Sabtu.
Menurut Yanto, banyak saudara-saudara Muslim yang akan melintas di sepanjang jalan yang terdapat kampung-kampung masyarakat orang asli Papua (OAP) untuk menuju ke rumah orang tuanya di daerah Genyem, Lereh, Taja, dan Unurum Guay.
“Tidak boleh mengonsumsi minuman beralkohol atau minuman keras baru melakukan pemalangan di jalan-jalan, itu memalukan kita sebagai masyarakat asli,” katanya.
Dia menjelaskan, perilaku seperti itu harus dihilangkan, malah masyarakat yang melakukan mudik dan melintasi kampung masyarakat OAP harus dijaga dan dilindungi.
“Kita ini semuanya sama di mata Tuhan, sehingga saudara-saudara kita yang berkendara pakai motor atau mobil harus dijaga, ketika ada hambatan di jalan seperti ban bocor, mogok kita harus membantu,” katanya.
Dia juga meminta kepada ondofolo (pemimpin adat), kepala suku untuk memberikan pemahaman kepada masyarakatnya untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) selama hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
“Saya mengajak seluruh masyarakat di Kabupaten Jayapura untuk tetap menjaga kamtibmas dan membantu aparat keamanan menciptakan kondisi yang aman dan nyaman,” katanya.