Sentani (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Jayapura, Papua, meminta pengelola objek wisata memperhatikan faktor keamanan guna menarik minat pengunjung.
Kepala Disbudpar Kabupaten Jayapura Ted Y Mokay di Sentani, Senin, mengatakan sesuai pengamatannya faktor keamanan terkadang membuat orang tidak mau mendatangi tempat wisata.
"Makanya dalam setiap pertemuan dengan pemilik atau pengelola objek wisata kami selalu tekankan untuk mereka menjamin keamanan bagi pengunjung, sehingga jumlah pengunjung terus meningkat bukan menurun," katanya.
Menurut Ted, di lokasi objek wisata tidak boleh ada aktivitas mengkonsumsi minuman beralkohol, apalagi dilakukan oleh masyarakat setempat karena akan mengganggu kenyamanan.
"Terlihat sepele tetapi dampaknya sangat besar bagi jumlah pengunjung yang akan datang ke setiap objek wisata di daerah setempat," ujarnya.
Dia menjelaskan lokasinya bagus pengunjung akan membayar berapapun jumlahnya, akan tetapi harus diimbangi dengan faktor keamanan.
"Jadi faktor keamanan itu sebenarnya hal utama dalam pembangunan objek wisata di Kabupaten Jayapura, sehingga akan menarik orang dari mana saja datang," katanya.
Dia menambahkan penggunaan media sosial untuk penyebaran informasi tentang keindahan objek wisata perlu dilakukan oleh pengelola sehingga jangkauan informasinya lebih luas.
"Kami mengajak pengelola untuk gunakan media sosial dalam penyebarluasan informasi mengenai keindahan, keunikan dari objek wisata, sehingga memberikan daya tarik tersendiri bagi pengunjung," ujarnya.
Tingkat keamanan yang masih kurang pada objek wisata baru Kabupaten Jayapura seperti di air terjun dan kali, misal terjadi pemalakan, harus menjadi perhatian serius pengelola objek wisata di daerah ini.
Jumlah objek wisata di Kabupaten Jayapura lebih dari 50 titik itu baik itu wisata alam berupaya hutan, danau, kali, laut, pantai sehingga membutuhkan pengelolaan serius dan berkelanjutan.
Kepala Disbudpar Kabupaten Jayapura Ted Y Mokay di Sentani, Senin, mengatakan sesuai pengamatannya faktor keamanan terkadang membuat orang tidak mau mendatangi tempat wisata.
"Makanya dalam setiap pertemuan dengan pemilik atau pengelola objek wisata kami selalu tekankan untuk mereka menjamin keamanan bagi pengunjung, sehingga jumlah pengunjung terus meningkat bukan menurun," katanya.
Menurut Ted, di lokasi objek wisata tidak boleh ada aktivitas mengkonsumsi minuman beralkohol, apalagi dilakukan oleh masyarakat setempat karena akan mengganggu kenyamanan.
"Terlihat sepele tetapi dampaknya sangat besar bagi jumlah pengunjung yang akan datang ke setiap objek wisata di daerah setempat," ujarnya.
Dia menjelaskan lokasinya bagus pengunjung akan membayar berapapun jumlahnya, akan tetapi harus diimbangi dengan faktor keamanan.
"Jadi faktor keamanan itu sebenarnya hal utama dalam pembangunan objek wisata di Kabupaten Jayapura, sehingga akan menarik orang dari mana saja datang," katanya.
Dia menambahkan penggunaan media sosial untuk penyebaran informasi tentang keindahan objek wisata perlu dilakukan oleh pengelola sehingga jangkauan informasinya lebih luas.
"Kami mengajak pengelola untuk gunakan media sosial dalam penyebarluasan informasi mengenai keindahan, keunikan dari objek wisata, sehingga memberikan daya tarik tersendiri bagi pengunjung," ujarnya.
Tingkat keamanan yang masih kurang pada objek wisata baru Kabupaten Jayapura seperti di air terjun dan kali, misal terjadi pemalakan, harus menjadi perhatian serius pengelola objek wisata di daerah ini.
Jumlah objek wisata di Kabupaten Jayapura lebih dari 50 titik itu baik itu wisata alam berupaya hutan, danau, kali, laut, pantai sehingga membutuhkan pengelolaan serius dan berkelanjutan.