Jayapura (Antara Papua) - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menginginkan para pemuda di Indonesia menjadi prajurit dalam perang mandat, demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Saya ingin para pemuda menjadi `warrior` (prajurit). `Warrior` dalam menghadapi `proxy war` (perang mandat)," kata Gatot Nurmantyo, saat memaparkan materi wawasan kebangsaan, pada Kongres XIV KNPI, di Kota Jayapura, Provinsi Papua, Rabu.
Nurmanto mengakui, keinginan itu didasarkan pada realita masa sekarang yakni karakteristik rongrongan terhadap kedaulatan negara semakin berkembang sesuai dengan situasi dan kemajuan teknologi.
Menurut Kasad, perang konvensional antara dua negara dewasa ini kemungkinannya sangat kecil.
Kerasnya berbagai tuntutan kepentingan kelompok mendorong munculnya perang jenis baru di antaranya perang asimetris, perang hibrida dan "proxy war".
"Proxy war" merupakan suatu konfrontasi antara dua kekuatan besar yang menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung guna mengurangi resiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal.
Biasanya pihak ketiga yang bertindak sebagai pemain pengganti adalah negara kecil, namun kadang juga bisa dilakukan oleh kekuatan "nonstate actors" seperti LSM, ormas, kelompok masyarakat atau perorangan.
Indikasi adanya "proxy war" antara lain gerakan separatis, demonstrasi massa dan bentrok antar kelompok.
Nurmantyo berharap dengan adanya Kongres XIV KNPI di Kota Jayapura, para pemuda Indonesia bisa memahami masalah bangsa kini dan kedepan nantinya.
"Sehingga pemuda Indonesia paham sekali tantangan kedepan dan sekarang," katanya.
"Karena sampai kedepan itu tantangan bukan semakin ringan, maka pemuda Indonesia dalam konferensi ini benar-benar bisa mengikuti dengan hati jernih melihat sejarah, akal pikiran dan hati nurani untuk bersatu merumuskan, supaya tidak ada ancaman, supaya kita bisa bangkit semuanya (hadapi proxy war)," lanjutnya.
Nurmantyo mengemukakan dewasa ini banyak masalah yang harus dihadapi dengan bijak, terutama kaum muda Indonesia.
"Banyak pikiran-pikiran penyesatan, banyak yang sudah masuk ke kita, contohnya sekarang kalau kita nonton di TV, 30 menit saja sudah ada pertengkaran dan semacam itu, itu pelan-pelan kita hilangkan kita satukan bangsa ini," katanya.
Untuk itu, Nurmantyo yang merupakan KASAD ke-30 menggantikan Jenderal TNI Budiman pada Juli 2014 lalu itu, mengatakan kehadirannya diajang Kongres XIV KNPI di Kota Jayapura untuk merangkul dan mengajak para pemuda Indonesia agar tetap satu dalam menghadapi "proxy war" dimaksud.
"Caranya saya datang tadi malam dengan pesawat, sampai disini Pukul 08.00 WIT. Pukul 09.15 WIT saya ada disini," katanya.
Nurmantyo hadir di tempat pelaksanaan Kongres KNPI di GOR Cenderawasih, di Kota Jayapura, didampingi Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan, Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende dan sejumlah pejabat teras Kodam Cenderawasih.
KASAD langsung disambut dengan tari-tarian adat setempat dan diterima oleh Ketua Umum DPP KNPI Taufan EN Rotorasiko didampingi Ketua DPD KNPI Papua Max ME Olua. (*)