Jayapura (Antara Papua ) - Petani kakao di Provinsi Papua, kini tengah diuntungkan dengan tingginya nilai kurs Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah karena belakangan nilai tukarnya selalu di atas Rp13 ribu per dollar.
"Memang dengan naiknya dollar harga CPO di tingkat dunia menurun. Tapi, beberapa komoditas lain seperti Kakao menguntungkan petani," ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Papua Jhon Nahumury di Jayapura, Selasa.
Kondisi ini, sambungnya, harus bisa dimanfaatkan oleh para petani kakao, terlebih bila berkaca dari pengalaman sebelumnya saat terjadi krisis ekonomi 1998.
"Saya optimis untuk Kakao, kita lihat produksi menurun dan permintaan dunia banyak dan itu sudah dalam hitungan dollar, oleh sebab itu sebetulnya ini peluang bagus untuk petani Kakao. Kita kan belajar dari pengalaman saat krisis ekonomi, saat Rupiah melemah terhadap Dollar petani Kakao mengalami keuntungan dari krisis ekonomi itu," tuturnya.
Situasi tersebut, ucap Nahumury, akan dimanfaatkan pihaknya untuk lebih mendorong para petani agar bisa lebih serius mengelola perkebunan kakaonya.
"Kita sudah mulai lakukan program peningkatan produksi dan kualitas kakao dan di Papua dilakukan gerakan masal pengendalian hama penyakit kakao dan pencanangan tiada hari tanpa perawatan dan pemeliharaan kakao, kita lakukan baik itu rehabilitasi, intensifikasi dan termasuk juga perluasan area tanam," bebernya.
Ia meyakini, dampak dari kebijakan tersebut akan langsung terlihat hasilnya di beberapa kabupaten tertentu.
"Tahun ini di beberapa daerah yang sudah ada perluasan area tanamnya bisa langsung dilihat angka peningkatannya, seperti di Keerom, Kota Jayapura dan Kabupaten Nabire," ujarnya. (*)