Jayapura (Antara Papua) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan bahan bakar disel mendominasi impor Papua pada Apil 2017 yang nilainya mencapai 7,82 juta dolar AS, dari total nilai impor sebesar 29,50 juta dolar AS.
"Nilai impor Papua pada April 2017 tercatat senilai 29,50 juta dolar AS yang terdiri dari impor migas senilai 7,82 juta dolar AS dan impor non migas senilai 21,68 juta dolar AS," ujar Kepala BPS Papua Simon Sapari, di Jayapura, Senin.
Dari nilai impor migas itu seluruhnya merupakan bahan bakar disel, sedangkan nilai inpor non migas mencakup banyak komoditas.
Simon menyebut nilai impor Papua pada periode tersebut bila dibandingkan Maret 2017 mengalami penurunan sebesar 3,56 persen atau turun 1,09 juta dolar AS.
Menurutnya suku cadang mesin konstruksi merupakan komoditi non migas yang memiliki nilai impor terbesar yaitu senilai 1,89 juta dolar AS atau sebesar 8,73 persen dari total nilai impor komoditi non migas.
Sedangkan total impor kumulatif Papua pada periode Januari-April 2017 adalah senilai 133,85 juta dolar AS atau turun 33,58 persen dibandingkan total impor kumulatif pada periode yang sama pada tahun sebelumnya yang senilai 201,50 juta dolar AS.
Simon menjelaskan golongan barang yang secara persentase mengalami peningkatan nilai impor terbesar adalah berbagai produk kimia (HS38) sebesar 0,03 juta dolar AS (296,89 persen), barang-barang dari besi dan baja (HS73) sebesar 2,63 juta dolar AS (202,60 persen), dan alat Optik, Fotografi, dan Alat Kesehatan (HS90) sebesar 0,51 ribu dolar AS (189,01 persen).
"Nilai impor golongan non migas lainnya justru mengalami penurunan sebesar 2,91 juta dolar AS (53,48 persen)," kata dia.
Kemudian negara asal impor barang terbesar pada April 2017 adalah Australia dengan nilai impor 12,08 juta dolar AS (40,96 persen), diikuti Singapura 10,05 juta dolar AS (34,08 persen), dan Amerika Serikat 5,20 juta dolar AS (17,62 persen).
"Negara lainnya yang menjadi pemasok barang terbesar adalah negara Filipina dengan nilai impor sebesar 0,69 juta dolar AS (2,33 persen). Keseluruhan impor Papua masuk melalui Pelabuhan Amamapare Mimika," ujar Simon.
Neraca perdagangan Papua pada April 2017 mengalami surplus sebesar 201,75 juta dolar AS.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Papua pada Januari-April 2017 juga mengalami surplus sebesar 381,35 juta dolar AS. (*)
Berita Terkait
PT Pertamina jamin ketersediaan BBM selama arus balik Lebaran di Papua
Selasa, 16 April 2024 23:12
Pertamina Papua gelar "Bedukk" Ramadhan bersama UMKM Jayapura
Kamis, 4 April 2024 21:01
Pertamina-Pemkot uji takar nozzle SPBU Jayapura cegah kecurangan
Selasa, 2 April 2024 14:23
PT Pertamina berbagi kasih bersama 121 anak yatim piatu di Papua-Maluku
Senin, 1 April 2024 20:35
PT Pertamina Papua: Aviation Fuel Terminal Sentani siaga hingga Lebaran
Minggu, 31 Maret 2024 18:59
PT Pertamina santuni anak jalanan di Kota Jayapura
Sabtu, 30 Maret 2024 17:01
Pertamina lakukan pemantauan SPBU di Kabupaten Nabire
Jumat, 29 Maret 2024 11:45
PT Pertamina: permintaan BBM kapal penumpang naik 24,7 persen di Papua
Selasa, 26 Maret 2024 22:06