Jayapura (Antara Papua) - Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) meminta manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura (RSUD) segera merealisasikan pemasangan pen karena 31 pasien patah tulang sudah berbulan-bulan menunggu hal itu.
"Kami minta kepada manajemen rumah sakit segera pasang pen/implant, karena 31 pasien patah tulang yang ada di ruang orthopedi RSUD Jayapura sudah lama menunggu untuk dilakukan tindakan operasi," kata Kabid Pengaduan UP2KP Kamelius Logo di Jayapura, Jumat.
Kamelius mengatakan sebagian pasien terpaksa minta pulang karena terlalu lama menunggu dokter malakukan operasi di rumah sakit. Bahkan, ada pasien yang sudah pulang karena sudah tiga bulan menunggu operasi.
Menurut dia, keluhan pasien patah tulang terkait belum adanya pen itu disampaikan kepada tim UP2KP saat turun dan melakukan investigasi di RSUD Jayapura pada Selasa pekan lalu.
"Waktu kami turun pada Selasa (8/8) itu, ada pasien yang sudah minta keluarganya antar pulang karena sudah tiga bulan tunggu tapi tidak ada tindakan operasi," ujarnya.
"Kami berharap kepada pimpinan dan manajemen RSUD Jayapura agar segera mengambil tindakan cepat terutama dalam pengadaan implant, jangan sampai masyarakat dikorbankan," ujarnya.
Kedepannya, kata dia, pengadaan implant di rumah sakit itu perlu diperhatikan karena RSUD Jayapura sudah ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan sebagai rumah sakit rujukkan nasional.
Dia mengatakan penjelasan dari manajemen rumah sakit yang disampaikan kepada tim UP2KP, katanya pengadaan implant dimasukkan dalam e-katalog sehingga prosesnya membutuhkan waktu lama.
"Manajemen rumah mengatakan server e-katalog pengadaan implant lagi gangguan sehingga mereka masih menunggu," ujarnya.
Manajemen rumah sakit juga mengaku sudah melakukan komunikasi via telephone ke pihak ketiga yang mengadakan implant dan katanya dalam waktu dekat pen operasi patah tulang sudah tiba di Jayapura.
"Jadi, dalam waktu dekat ini, implant sudah ada di RSUD Jayapura dan operasi segera dilakukan. Untuk itu diharapkan perjalanan pen operasi ini ke Jayapura tidak lagi memakan waktu lama," ujarnya.
Kamelius menambahkan, pihaknya meminta kepada pihak rumah sakit agar sesegera mungkin memperbaiki proses pengadaan implant karena itu masalah klasik yang masih saja terjadi tiap tahun. (*)
Berita Terkait
Lantamal X Jayapura awasi laut mencegah penyeludupan
Rabu, 24 April 2024 20:14
Prodi Agro Teknologi Musamus satu-satunya terakreditasi unggul di Papua
Rabu, 24 April 2024 17:22
Pemprov: 126 pokmaswas bantu awasi laut di Papua dari penggunaan peledak
Rabu, 24 April 2024 15:05
Pemprov Papua identifikasi potensi komoditas dorong ekspor
Rabu, 24 April 2024 15:04
SMKN 3 Jayapura teken MoU dengan dunia kerja dan industri
Rabu, 24 April 2024 13:48
OJK Papua sosialisasikan tindak pidana jasa keuangan ke penegak hukum
Rabu, 24 April 2024 13:46
Masyarakat adat Biak ikut merawat alam dengan tanam pohon damar
Rabu, 24 April 2024 12:47
10 organisasi perangkat daerah Pemkab Biak kelola dana Otsus Papua 2024
Rabu, 24 April 2024 12:24