Biak (Antara Papua) - Komandan Korem (Danrem) 173/PVB Brigjen TNI I Yoman Cantiasa dinobatkan sebagai "Man Waren Saireri" atau Panglima Penjaga Wilayah Adat Saireri.
Penobatan itu dilakukan oleh lima kepala suku dari lima wilayah adat Seireri dan berlangsung di gedung Wanita, di Biak, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, Sabtu (7/10).
Wilayah adat Saireri ini terdiri dari wilayah adat Biak Numfor, Supiori, Kepulauwan Yapen, Waropen, Nabire dan Mamberamo Raya.
Prosesi penobatan Danrem 173/PVB sebagai "Man Waren Saireri" ditandai dengan pemasangan atribut atau simbol-simbol Kebesaran wilayah adat Saireri oleh masing masing Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA).
"Untuk pertimbangan kenapa ada kegiatan seperti ini, yang jelas mereka minta saya, tadinya maju mundur tapi melihat mereka betul-betul serius menunjuk saya sebagai Panglima Adat Saireri yang memiliki wilayah yang cukup luas, jadi di Papua ada tujuh wilayah adat khususnya Saireri mereka sudah kompak," ujar Brigjen Nyoman Cantiasa.
Bahkan kata dia, para ketua LMA sudah menyampaikan hal itu kepada ketua LMA Provinsi Papua, yang memberikan apresiasi luar biasa.
Dia mengharapkan bukan hanya Saireri, para kepala suku di wilayah yang lain juga diharapkan akan bersatu sehingga bisa kompak seluruh Papua.
"Kita bisa bersatu dan merapatkan barisan untuk bekerja sama membangun wilayah Papua," ujarnya.
Menurut para Ketua LMA, dengan diangkatnya Danrem 173/Praja Vira Braja sebagai Panglima Penjaga Wilayah Adat Saireri, maka ada tanggung jawab.
"Kami berikan hak untuk melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah baik kabupaten yang ada di wilayah Saireri maupun provinsi Papua dan pemerintah pusat. Suara masyarakat adat kami salurkan lewat beliau sebagai panglima wilayah adat untuk nantinya memperjuangkan hak hak masyarakat," ujar Ketua LMA Kepulauan Yapen.
“Kami punya pertimbangan mendasar sehingga kami bisa mengukuhkan Danrem 173/Praja Vira Braja, untuk menjadi Panglima Penjaga Wilayah Adat Saireri. Dasar pemikiran kami adalah beliau mempunyai wilayah teritorial di wilayah Saireri maupun Meepago dan Lapago, kami masyarakat adat ingin supaya wilayah Saireri aman dari gangguan luar maupun dalam. Dengan demikian kami memberikan mandat dan mengukuhkan beliau sebagai 'man waren saireri' dari bahasa Biak yang artinya, orang yang selalu terjaga dan siap siang ataupun malam selalu menjaga dan melihat seluruh masyarakat yang ada di wilayah adat Saireri," sambungnya. (*/adv)
Berita Terkait
Balai Bahasa Papua ajak orang tua transmisi bahasa lokal ke anak
Kamis, 18 April 2024 2:41
Kantor Imigrasi Jayapura ajukan proses hukum delapan warga PNG
Kamis, 18 April 2024 2:39
KSOP Jayapura: Jumlah penumpang angkutan laut naik saat Lebaran 2024
Kamis, 18 April 2024 2:36
Baznas Biak ajak ASN dan TNI/Polri membayar infak sedekah
Rabu, 17 April 2024 19:13
Bawaslu limpahkan kasus politik uang caleg parpol pemilu ke Gakkumdu
Rabu, 17 April 2024 19:02
Finalis lomba menulis esai presentasi karya Uncen Jayapura
Rabu, 17 April 2024 19:01
BKKBN Papua luncurkan Posyandu Prima dekatkan layanan kepada warga
Rabu, 17 April 2024 18:09
Pemkot Jayapura ajak generasi muda perkuat kemampuan bahasa Tobati
Rabu, 17 April 2024 18:08