Timika (Antara Papua) - Sebanyak 803 warga Kampung Banti dan Kimbeli, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Senin memilih dievakuasi ke Timika untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, pendidikan bagi anak-anak mereka dan bahan kebutuhan pokok lainnya.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi AM Kamal di Timika, Senin, mengatakan proses evakuasi ratusan warga Banti itu sedang berlangsung ke Timika.
Seluruh warga yang dievakuasi tersebut diketahui merupakan penduduk asli Papua yang selama ini menetap di dua kampung yang berdekatan dengan Kota Tembagapura itu.
Proses evakuasi menggunakan 11 kendaraan bus karyawan milik PT Freeport Indonesia dengan pengawalan ketat aparat TNI dan Polri yang tergabung dalam Satgas Terpadu.
"Para pengungsi akan ditampung sementara waktu di Gedung Eme Neme Yauware Timika," jelas Kombes Kamal.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar mengatakan warga Banti yang diwakili oleh kepala suku dan pemuka agama setempat meminta kesediaan Satgas Terpadu untuk mengevakuasi ratusan warga dari kampung mereka.
Alasan yang dikemukakan oleh warga untuk meminta dievakuasi atau relokasi sementara waktu ke Timika yaitu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, pendidikan bagi anak-anak mereka dan terutama untuk mendapatkan kemudahan dalam hal makanan sehari-hari.
Pasalnya selama tiga pekan Kelompok Kriminal Bersenjata/KKB menguasai Kampung Banti, Kimbeli dan kampung-kampung lain di sekitar itu, warga tidak mendapatkan pelayanan kesehatan, anak-anak sekolah diliburkan lantaran guru dan petugas medis tidak berani tinggal di kampung itu.
"Kita sebenarnya tidak ingin mereka dipindahkan karena secara tidak langsung akan menimbulkan permasalahan sosial baru. Tapi setelah berbicara dan meyakinkan kembali sepertinya keinginan untuk pindah sementara ini harus dipenuhi," jelas Boy Rafli.
Satgas Terpadu, katanya, telah berkoordinasi dengan manajemen PT Freeport Indonesia dan Pemkab Mimika agar siap memfasilitasi, menampung dan mengurus ratusan warga yang mengungsi sementara waktu ke Timika itu.
"Kami berharap perjalanan mereka ke Timika aman dan lancar sehingga mereka mendapatkan suatu kondisi pemulihan kembali dari adanya tekanan psikis yang cukup terasa di kalangan masyarakat setempat," ujar Kapolda.
Adapun sekitar 200-an warga yang bekerja sebagai karyawan PT Freeport dan perusahaan subkontraktornya memilih tetap tinggal di Banti dan Kimbeli lantaran mereka harus bekerja.
Namun demikian Kapolda berharap Pemkab Mimika dan pihak perusahaan tetap memberikan pelayanan dan suplai bahan makanan kepada warga yang tinggal.
"Kami juga tetap memberikan pelayanan dalam bidang keamanan agar warga yang tinggal di Banti dan Kimbeli merasa nyaman," ujarnya. (*)
Berita Terkait
BAZNAS Mimika kumpulkan zakat pada H-1 Idul Fitri 1445 Hijriah
Jumat, 29 Maret 2024 21:21
PT Freeport Indonesia-Pemkab Mimika kerja sama pengentasan TB
Jumat, 29 Maret 2024 21:05
BPBD imbau warga Mimika antisipasi kebakaran saat musim panas
Kamis, 28 Maret 2024 23:38
PTFI beri layanan kesehatan mata gratis masyarakat Mimika
Rabu, 27 Maret 2024 15:22
Lanud Timika gelar bazar murah peringati HUT TNI AU
Rabu, 27 Maret 2024 15:18
KPK panggil Bupati Mimika Eltinus Omaleng jadi saksi sidang Tipikor
Selasa, 26 Maret 2024 19:52
DLH Mimika minta petugas kebersihan tetap koordinasi bekerja
Selasa, 26 Maret 2024 2:41
Suku Amugme Mimika miliki kekayaan sastra lisan
Selasa, 26 Maret 2024 2:38