Jayapura (Antara Papua) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua meningkatkan kapasitas petugas kesehatan di puskesmas dan pustu untuk melacak pasien yang menderita penyakit tuberkulosisi (TB) di wilayah tersebut.
"Kini kita tingkatkan kapasitas dari petugas puskesmas untuk penanganan masalah penyakit TB. Jadi tidak hanya TB reguler tetapi TB yang resisten obat/putus obat," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis AIDS, TB dan Malaria (ATM) Dinas Kesehatan Provinsi Papua Bery Wopari?di Jayapura, Kamis.
Ia mengatakan TB yang akan dilacak yakni terkait dengan HIV/AIDS, TB yang terjadi pada anak-anak, TB yang terjadi pada penyakit diabetes.
"Ini hal-hal yang berkembang terus di program TB karena dilihat ternyata TB ini memberikan suatu perkembangan kondisi tubuh yang tidak bagus, artinya daya tahan tubuh yang kurang sehingga komplikasi penyakit dalam tubuh bisa terjadi," ujarnya.
Bery juga mengatakan bahwa TB pada anak juga menjadi tugas dan tanggung jawab bagian dari pihaknya.
Gejala TB pada anak misalnya TB paru pada anak yang disertai dengan lendir dan batuk-batuk.
"Kemudian nafsu makan turun, berat badan turun, istilahnya anak yang bersangkutan kurus dan kurang gizi, untuk sekolah juga tidak bisa karena suka sakit-sakitan," ujarnya.
Hal itu, kata dia, membutuhkan pertolongan dan koordinasi tingkat tinggi, sebenarnya mencari tau kenapa anaknya terus sakit-sakitan.
"Tetapi TB pada anak-anak itu berarti terkena penularan dari orang dewasa. Jadi begitu anak ini ketahuan terserang penyakit TB maka perlu dilanjutkan investigasi kontak penularan, paling tidak itu di rumah," ujarnya.
Petugas puskesmas ataupun kader yang sudah dilatih harus melakukan pelacakan.
"Petugas puskesmas/kader yang dilatih harus pergi ke rumah dan lacak orang tua si anak dalam rumah," ujarnya.
Kalaupun tidak ada, mungkin tetangga sebelah, atau keluarga yang paling dekat, misalkan nenek atau tete yang tidak tinggal satu rumah tetapi biasanya mengurus anak kecil yang bersangkutan.
"Itu harus dicari kemudian diobati, karena kalau tidak mereka ini tetap menjadi sumber penular bagi anak-anak kecil," ujarnya.
Seperti diketahui bersama bahwa anak kecil sakit TB maka akan mempengaruhi tumbuh kembangnya dibanding dengan orang dewasa yang staminanya masih kuat.
"Tetapi kalau anak kecil ini sakit TB ini akan mempengarugi kekebalan tubuhnya," ujarnya.
"Petugas kesehatan yang kita latih itu kader dan petugas puskesmas untuk melakukan pelacakan TB karena kasus TB kita di Papua ini banyak orang dewasa yang TB jadi kita berpkir bahwa pasti kasus TB pada anak juga banyak," ujarnya lagi.
Pihaknya juga tengah meningkatkan kapasitas dan pengetahuan petugas puskesmas di pustu ataupun kader-kader atau juga petugas kesehatan di rumah sakit tentang ini, harus dilakukan dengan cara pelacakan.
"Begitu ketemu langsung diobati melalui pemeriksaan lendir dan sebagainya, kemudian dilakukan pengobatan langsung sembuh. Jadi ada TB anak berarti ada orang serumah dengan anak ini yang sakit TB," katanya.
Sebaliknya keluhan TB pada orang dewasa setelah diperiksa ketemu TB nya positif maka harus ditanya juga dikeluarga apakah ada orang lain, kalau ada maka harus dicari lagi, terutama anak kecil.
"Jadi istilahnya kontak serumah harus dilacak dan siapapun harus di obati, siapapun yang menunjukkan gejala TB maka dia harus menjalani pemeriksaan, nah itu baru bisa tuntas," ujarnya.
"Jangan sampai tunggu komplikasi baru datang berobat akan susah sekali," sambungnya. (*)
Berita Terkait
Dinkes Kota Jayapura tingkatkan kewaspadaan terhadap kasus DBD
Kamis, 28 Maret 2024 18:45
Pemkot Jayapura komitmen memastikan kesehatan masyarakat
Kamis, 28 Maret 2024 16:46
PTFI beri layanan kesehatan mata gratis masyarakat Mimika
Rabu, 27 Maret 2024 15:22
BPJS Kesehatan Biak berikan kemudahan layanan JKN selama libur Lebaran
Senin, 25 Maret 2024 19:19
BPJS Mimika sebut APBD tanggung biaya kesehatan 30 ribu warga
Minggu, 24 Maret 2024 20:33
Dinkes sebut prioritas utama Dana Otsus Papua Kesehatan bantu pasien OAP
Minggu, 24 Maret 2024 18:22
BPJS Kesehatan Jayapura sediakan posko selama libur mudik Lebaran
Sabtu, 23 Maret 2024 19:31
Pemprov Papua Tengah alokasi Rp65 miliar untuk kesehatan
Sabtu, 23 Maret 2024 17:25