Wamena (Antaranews Papua) - Sekitar tiga ribuan warga yang didominasi oleh anak-anak di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, menggelar aksi pemasangan seribu lilin untuk "Clarita", anak sembilan tahun yang meninggal dunia di RSUD Jayawijaya karena dianiaya oleh orang tuanya.
Pada pukul 17.00 WIT, warga yang sebelumnya berkumpul di rumah duka "Clarita" berjalan sejauh sekitar dua kilometer menuju Mapolres Jayawijaya.
Sejumlah aparat kepolisian di Mapolres jayawijaya langsung menerima simpatisan "clarita" yang terus berdatangan ke kantor polisi itu.
Clarita meninggal di RSUD Jayawijaya setelah menjalani perawatan itu, diduga kuat dianiaya oleh ibu kandungnya sendiri.
Terdapat luka-luka di sekujur tubuh Clarita akibat penganiayaan tersebut, misalnya di bagian kepala, dan badan bagian belakang.
Sebelumnya Kapolres Jayawijaya AKBP Yan Pieter Reba mengatakan sudah menerima informasi tentang kasus Clarita dari unit PPA Polres.
Ia mengatakan kepolisian sedang mendalami informasi tersebut dan hasilnya akan disampaikan kepada masyarakat.
Wakil Bupati Jayawijaya John R Banua juga meminta kepolisian untuk mencari tahu penyebab kematian anak perempuan tersebut.
"Pemerintah serahkan semuanya kepada kepolisian untuk bagaimana mengangkat kasus ini sehingga terungkap siapa yang sebenarnya. Kita tidak ingin hal yang sama terjadi pada anak-anak di Jayawijaya," kata John. (*)
Berita Terkait
Tim SAR Timika melanjutkan pencarian ABK Papua Jaya 2 jatuh ke laut
Kamis, 25 April 2024 13:48
Melihat upaya pemerintah meningkatkan ekonomi Nelayan di Papua
Kamis, 25 April 2024 13:46
Pemprov Papua sebut RTRW salah satu upaya lindungi hutan
Kamis, 25 April 2024 13:26
Polisi Jayapura gelar program pengentasan buta aksara
Kamis, 25 April 2024 12:28
Dinkes Biak Numfor tambah tiga distrik eliminasi malaria pada 2024
Kamis, 25 April 2024 12:26
Enam siswa SMA Jayapura ikuti lomba penulisan jurnalistik FLS2N
Kamis, 25 April 2024 10:19
Polda sebut situasi keamanan di Tanah Papua kondusif selepas putusan MK
Rabu, 24 April 2024 21:32
Lantamal X Jayapura awasi laut mencegah penyeludupan
Rabu, 24 April 2024 20:14