Jayapura (Antaranews Papua) - Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli mengakui adanya ancaman dari kelompok kriminal bersenjata (kkb) yang akan menganggu operasional tambang di PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
"Memang betul ada ancaman dari KKB terhadap kegiatan penambangan di PT Freeport di Tembagapura, termasuk ke aparat keamanan. Ancaman itu sudah sering kali diungkapkan KKB termasuk melakukan penembakan terhadap mobil patroli yang ditumpangi anggota Brimob," kata Irjen Boy Rafli kepada Antara di Jayapura, Senin.
Ia mengatakan walaupun aksi-aksi KKB di kawasan Tembagapura kembali meningkat dengan melakukan pembakaran terhadap rumah sakit di Banti namun belum ada rencana untuk menambah personil.
Personil yang ada masih dirasa cukup yakni dari Satgas Amole dan tim khusus Polda Papua.
"Kami masih mempelajari karena bila situasi memanas tidak tertutup kemungkinan ada penambahan personil," kata Boy.
Ketika ditanya tentang kondisi masyarakat di Banti, pascainsiden pembakaran RS Banti, Kapolda Papua mengatakan, RS tersebut sudah tidak beroperasi sejak lima bulan lalu setelah paramedis yang bertugas di RS itu dievakuasi.
Kampung Banti hanya dihuni penduduk asli yang sudah mendiami kawasan itu turun temurun, namun untuk mencapai kawasan itu aparat kepolisian mengalami kesulitan akibat jalan yang sudah rusak berat sehingga tidak bisa dilalui.
Bahkan disepanjang jalan terdapat dua lubang yang cukup besar yang digali KKB guna menghambat mobilisasi aparat keamanan dan bila tetap melewatinya maka dapat menjadi sasaran empuk penembakan KKB.
"Pos terakhir anggota berada di Utikini Lama yang berjarak sekitar satu kilometer dari Banti," kata Boy. (*)
Kapolda Papua akui KKB ancam ganggu operasional Freeport
Memang betul ada ancaman dari KKB terhadap kegiatan penambangan di PT Freeport di Tembagapura, termasuk ke aparat keamanan. Ancaman itu sudah sering kali diungkapkan KKB termasuk melakukan penembakan terhadap mobil patroli yang ditumpangi Brimob