Timika (Antaranews Papua) - Pihak TNI membantah pernyataan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) wilayah Tembagapura, Mimika, Papua, yang menyebut jumlah korban tewas dari pihak TNI dalam kontak tembak dengan kelompok itu pada Minggu (1/4) mencapai 28 orang.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi di Timika, Rabu, mengatakan pernyataan pihak KKSB melalui siaran persnya itu sama sekali tidak berdasar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Sejauh ini korban tewas dalam kontak tembak dengan KKSB wilayah Tembagapura dari pihak TNI hanya satu orang yaitu Praka Vicky Rumpaisum.
Prajurit TNI yang bertugas di kesatuan Yonif 751/Raider Jayapura itu gugur dalam insiden kontak tembak dengan KKSB di Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Minggu (1/4) petang.
"Logika sederhananya, kalau anggota TNI jadi korban, tentu tidak bisa disembunyikan begitu saja. Pasti ada upacara, pengiriman jenazah dan lainnya. Kami justru khawatir, korban dari pihak KKSB jauh lebih banyak tetapi sengaja dipolitisasi seolah-olah jumlah korban itu dari TNI," kata Kolonel Aidi.
Pihak TNI memperkirakan jumlah korban tewas dari KKSB sekitar tiga orang. Dua orang meninggal saat kontak tembak pada Minggu (1/4) petang dan seorang lagi meninggal saat kontak tembak yang terjadi pada Rabu pagi sekitar pukul 10.15 WIT di wilayah sekitar Kampung Opitawak.
"Saat kontak tembak pertama, kami mengetahui ada korban dari pihak KKSB dari gambar drone. Kalau tadi pagi, memang kami menemukan jenazah anggota KKSB atas nama Timotius Umabak di lokasi kejadian," jelasnya.
Sejauh ini pihak TNI belum mendapatkan data pasti berapa jumlah korban tewas dari pihak KKSB selama berlangsungnya operasi penertiban terhadap kelompok separatis bersenjata di wilayah Tembagapura itu.
Sebab sesuai adat kebiasaan yang berlaku di kalangan warga pegunungan tengah Papua, korban yang tewas dalam konflik biasanya selalu dibakar.
Kolonel Aidi juga membantah informasi soal adanya prajurit TNI yang terluka akibat terkena tembakan peluru anggota KKSB.
"Kami memastikan tidak ada prajurit kami yang terluka akibat terkena peluru yang ditembakkan KKSB. Memang ada yang terluka, tapi karena terpeleset ke jurang saat pergerakan pasukan ke lokasi operasi," jelasnya.
Pihak TNI belum bisa memastikan hingga kapan operasi penertiban KKSB berlangsung di wilayah Tembagapura dan sekitarnya.
"Yang pasti, operasi ini akan berlangsung sampai situasi di kampung-kampung sekitar Tembagapura benar-benar dapat kami kuasai sepenuhnya sehingga warga bisa beraktivitas kembali secara normal seperti sedia kala. Nanti akan diatur apakah pengamanan di kampung-kampung itu akan dilakukan secara bersama oleh TNI dan Polri atau hanya dilakukan oleh pihak kepolisian melalui Satgas Amole," ujarnya.
Pada Rabu pagi, pasukan gabungan TNI dari Yonif 751/Rider, Yonif 754 Eme Neme Kangasi dan Brigif 20 Ima Jaya Keramo berkekuatan 50 personel terlibat kontak tembak dengan sekitar 20-an anggota KKSB di sekitar Kampung Opitawak, Distrik Tembagapura, Mimika.
Dalam kontak tembak itu, satu anggota KKSB atas nama Timotius Umabak tewas. Sementara dua orang lainnya terluka, satu diantaranya merupakan remaja berusia sekitar 15 tahun.
Pihak TNI juga menemukan dua senjata api jenis M16, beberapa butir amunisi serta selongsong peluru, ditemukan bercak-bercak darah dan sebuah tas noken bertuliskan Puncak Jaya. (*)
Berita Terkait
BPBD imbau warga Mimika antisipasi kebakaran saat musim panas
Kamis, 28 Maret 2024 23:38
Pemkab Biak Numfor fasilitasi pengelolaan keuangan Dana Desa 257 kampung
Kamis, 28 Maret 2024 18:54
Dinkes Kota Jayapura tingkatkan kewaspadaan terhadap kasus DBD
Kamis, 28 Maret 2024 18:45
DLHK Kota Jayapura sebut timbulan sampah 241 ton setiap hari
Kamis, 28 Maret 2024 18:15
Pengobatan gratis OAP demi kualitas manusia lebih baik
Kamis, 28 Maret 2024 18:11
BRI Peduli bagikan paket Ramadhan ke santri dan sahabat pers di Biak
Kamis, 28 Maret 2024 17:30
Pemkot Jayapura komitmen memastikan kesehatan masyarakat
Kamis, 28 Maret 2024 16:46
Bank Indonesia gencar kendalikan inflasi di Papua Selatan
Kamis, 28 Maret 2024 16:46