Jayapura (Antaranews Papua) - Pejabat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta para petugas kesehatan, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan seluruh komponen masyarakat lainnya di Papua untuk mencegah kasus lumpuh pada anak/polio yang baru saja terjadi di Papua Nugini (PNG).
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan dr Anung Sugihantono di Jayapura, Senin, mengemukakan, di negara tetangga PNG sedang ada temuan kasus lumpuh pada anak yang disebut polio.
"Kasus ini juga perlu menjadi perhatian masyarakat Papua secara khusus, mengingat Indonesia sudah ditetapkan sebagai negara bebas polio sejak 2014," katanya.
Pada 2016 Indonesia mendapatkan pengakuan dunia termasuk Papua bahwa negara ini juga sudah bebas penyakit kejang pada bayi atau dikenal tetanus neunatoru.
"Kejadian di PNG yang tadinya sudah dinyatakan penyakit polio sebuah penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi menjadi perhatian semua, mengingat kedekatan kita dengan PNG," ujarnya.
Menurut dia, bukan hanya dalam pengertian jarak tetapi sekaligus juga masalah kultural antara sudara-sudara di Papua dan juga di PNG.
"Inilah yang membutuhkan perhatian kita secara penuh dalam kerangka pencegahan agar kita tidak harus mengulang apa yang sudah dinyatakan berhasil. Kita juga tidak harus melakukan upaya-upaya yang berlebihan karena memang sesungguhnya di kita sudah tidak ada," ujarnya.
Perlu keterpaduan, sinergitas dan koordinasi yang utuh agar apa yang terjadi di PNG tidak merembet ke Papua dan Indonesia pada umumnya.
Para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, petugas kesehatan dan seluruh komponen masyarakat di Papua mempunyai peran dan tanggung jawab yang bisa dilakukan bersama-sama untuk meminimalisir hal-hal semacam itu.
"Kami minta perhatian kita semua baik Pemerintah Daerah, melalui Dinas Kesehatan dan seluruh komponen masyarakat untuk secepat-secepatnya menemukan kasus lumpuh layu pada anak dan segera melaporkannya kepada tenaga kesehatan yang ada," ujarnya.
Harus dipastikan bahwa kejadian lumpuh layu itu bukan hanya polio. Hal ini yang sangat penting agar mempertahankan pengakuan yang sudah diberikan oleh dunia.
Berita Terkait
Yonif 122/TS adakan kegiatan posyandu warga Kampung Kibay Keerom
Kamis, 18 April 2024 18:14
Layanan kesehatan di Biak beroperasi normal selama libur Lebaran
Sabtu, 13 April 2024 16:45
Dinkes Papua imbau warga jaga kesehatan momen Lebaran
Kamis, 11 April 2024 20:18
DP3AKB Biak gencarkan edukasi kesehatan reproduksi remaja di kampung
Kamis, 11 April 2024 17:04
RSUD Abepura tetap buka pelayanan kedaruratan selama libur Lebaran
Selasa, 9 April 2024 18:52
Dinkes Jayapura pastikan pelayanan kesehatan buka di hari libur Lebaran
Selasa, 9 April 2024 18:44
Polres Jayapura periksa kesehatan Satgas Operasi Ketupat Cartenz 2024
Minggu, 7 April 2024 19:39
Pemkab Mimika apresiasi layanan kesehatan gratis PT Freeport
Sabtu, 6 April 2024 21:57