Timika (Antaranews Papua) - Pos gabungan TNI dan Polri yang dibangun di Kampung Banti 2, Mimika, Papua, akan segera diaktifkan guna mengantisipasi potensi gangguan keamanan di wilayah Tembagapura dan sekitarnya.
Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Windarto di Timika, Rabu, mengatakan keberadaan pos gabungan TNI dan Polri di wilayah itu sangat diperlukan mengingat akhir-akhir ini gangguan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata/KKSB semakin meningkat.
"Untuk pos gabungan TNI-Polri di Kampung Banti 2 sementara diselesaikan dan dalam waktu dekat akan segera ditempati oleh anggota," kata Windarto.
Selain di Banti 2, juga akan dibangun pos pemantau di puncak Kampung Utikini, Takabera, Banti 1 dan Opitawak.
Pembangunan pos gabungan TNI-Polri di beberapa kampung sekitar Tembagapura itu menindaklanjuti hasil pertemuan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih bersama Kapolda Papua bersama unsur pimpinan TNI-Polri lainnya beberapa waktu lalu di Timika.
Pertemuan tersebut berlangsung pascapasukan TNI-Polri merebut kembali kampung-kampung tersebut yang sebelumnya sempat dikuasai oleh KKSB.
Letkol Windarto mengatakan situasi keamanan di wilayah Mimika, termasuk di sekitar Tembagapura kini sudah kondusif.
Hingga kini TNI-Polri masih menyiagakan pasukan sebanyak tiga pleton di Opitawak, Banti dan Aroanop serta didukung satu tim Batalyon Infantri 754/Eme Neme Kangasi yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Wilayah Tembagapura.
Pasukan gabungan TNI dan Polri juga terus melaksanakan patroli gabungan secara rutin pada pos-pos sepanjang ruas jalan utama tambang yang menghubungkan Timika-Tembagapura untuk mencegah terulangnya kembali teror penembakan oleh KKSB terhadap kendaraan maupun fasilitas milik PT Freeport Indonesia.
"Informasi terakhir yang kami terima, saat ini sudah banyak KKSB yang sebelumnya berada di wilayah sekitar Tembagapura sudah kembali ke tempat asal mereka di Ilaga, Puncak Jaya dan lainnya," jelas Dandim Mimika.
Dia mengatakan pasukan TNI dan Polri juga terus memantau pergerakan mereka, termasuk melalui pemanfaatan teknologi informasi.
Beberapa waktu lalu, KKSB membakar gedung sekolah SD-SMP Negeri Banti, Rumah Sakit Waa-Banti milik Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme-Kamoro (LPMAK) dan rumah-rumah penduduk di Banti.
Aksi kekerasan juga dilakukan oleh KKSB terhadap sejumlah guru kontrak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mimika yang ditempatkan di SD Negeri Aroanop dan Jagamin.
Bahkan beberapa guru perempuan menjadi korban pelecehan seksual oleh KKSB.
Berita Terkait
Polres Jayapura sebut 281 peserta lolos pemeriksaan administrasi penerimaan Polri
Jumat, 19 April 2024 12:05
Pemprov Papua harga bahan pokok terpantau stabil setelah lebaran 2024
Jumat, 19 April 2024 2:24
Dispora Jayapura bantu sarana dan prasarana ke wirausaha muda OAP
Kamis, 18 April 2024 22:21
Klasis Waibu Moi gelar seminar Jejak Pekabaran Injil Sentani
Kamis, 18 April 2024 21:00
Telkom terus tambah kapasitas bandwith Papua Pegunungan
Kamis, 18 April 2024 19:31
Kelompok tani hutan Rimba Jaya Biak Timur produksi minyak kayu putih
Kamis, 18 April 2024 18:34
Yonif 122/TS adakan kegiatan posyandu warga Kampung Kibay Keerom
Kamis, 18 April 2024 18:14
DPRD berharap pelaksanaan Pilkada Jayapura berjalan dengan baik
Kamis, 18 April 2024 17:39