Jayapura (Antaranews Papua) - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi mengatakan pesawat Demonim yang jatuh di Oksibil tidak memancarkan sinyal sesaat setelah mengalami kecelakaan karena alat pemancar sinyal itu diduga mengalami kerusakan.
Ditemui di sela-sela kunjungan kerjanya ke SAR Jayapura di Sentani, Selasa, Syaugi menjelaskan pesawat naas tersebut sudah dilengkapi dengan ELT atau emergency locator transmitter yang berfungsi memancarkan sinyal yang mampu ditangkap oleh alat milik BASARNAS di Jakarta.
Namun dalam insiden tersebut, ELT milik pesawat Demonim dengan nomor penerbangan PK-HVQ tidak bisa diterima karena alatnya mengalami kerusakan.
"ELT dipesawat tersebut patah atau sebab lain, sehingga tidak memancarkan sinyal saat mengalami kecelakaan karena bila berfungsi maka sinyalnya akan langsung diterima oleh alat yang milik Basarnas dan juga diterima SAR di Australia," kata Syaugi.
Ia mengatakan sinyal yang dipancar selain dimiliki pesawat juga kapal akan mengirimkan sinyal bila mengalami kecelakaan melalui "emergency position indicator" radio.
Bila sinyal dari alat yang ada di pesawat atau kapal diterima maka dalam waktu tiga menit lokasi kecelakaan dapat langsung diketahui.
Ia mengimbau agar pesawat maupun kapal yang beroperasi memiliki alat-alat tersebut sehingga Tim SAR akan lebih cepat melakukan pertolongan yang diperlukan.
"Basarnas hanya bisa menghimbau karena tugas utama adalah melakukan pencaharian, menolong dan mengevakuasi korban saat ada kejadian," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kecelakaan pesawat Demonim, Sabtu (11/8) di Oksibil menewaskan pilot dan co-pilot serta enam penumpang. Satu-satunya penumpang yang selamat yakni Jumadi (12).
Berita Terkait
Pemprov: 126 pokmaswas bantu awasi laut di Papua dari penggunaan peledak
Rabu, 24 April 2024 15:05
Pemprov Papua identifikasi potensi komoditas dorong ekspor
Rabu, 24 April 2024 15:04
SMKN 3 Jayapura teken MoU dengan dunia kerja dan industri
Rabu, 24 April 2024 13:48
OJK Papua sosialisasikan tindak pidana jasa keuangan ke penegak hukum
Rabu, 24 April 2024 13:46
Masyarakat adat Biak ikut merawat alam dengan tanam pohon damar
Rabu, 24 April 2024 12:47
10 organisasi perangkat daerah Pemkab Biak kelola dana Otsus Papua 2024
Rabu, 24 April 2024 12:24
Tokoh adat imbau masyarakat tak rusak CAP Cycloop Papua
Rabu, 24 April 2024 11:32
Dispar Kota Jayapura jadikan Kampung Nelayan Hamadi destinasi wisata
Rabu, 24 April 2024 2:39