Jayapura (Antaranews Papua) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua mengakui kontribusi industri pengolahan terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) hingga kini masih minim.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua Max Olua, di Jayapura, Rabu, mengatakan berdasarkan data dari BPS setempat pada 2017 peran Provinsi Papua dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) nasional untuk kategori industri pengolahan di bawah 0,5 persen, jika dibandingkan dengan Papua Barat yang mencapai 0,5-0,9 persen.
"Minimnya kontribusi industri pengolahan terhadap pembentukan PDRB di Provinsi Papua menunjukkan bahwa potensi sumber daya alam yang dikelola sebagai input produksi belum berfungsi optimal," katanya.
Selain itu, pembangunan sektor industri di Provinsi Papua dinilai masih sangat rendah, sementara sektor industri pengolahan merupakan penggerak utama atau lokomotif dalam memajukan perekonomian di Bumi Cenderawasih.
"Oleh karena itu, peran industralisasi sebagai lokomotif pembangunan di sektor hilir harus menggandeng sektor ekonomi lainnya dalam mengimplementasikan program-program pengembangan ekonomi secara terpadu, guna mewujudkan Papua bangkit, mandiri, sejahtera yang berkeadilan," ujarnya.
Hanya saja, kata dia, masalah keamanan, aksebilitas dan konektivitas masih menjadi kendala utama dalam menarik minat investor ke Papua.
"Oleh karena itu, arah dan kebijakan pembangunan industri harus diselaraskan dengan kebijakan daerah melalui RPJMD dan RTRW Papua, " katanya lagi.
Dengan demikian, tambah Max, akan tercipta pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan tetap mempertimbangkan masa depan generasi yang akan datang.