Jayapura (Antaranews Papua) - Gubernur Papua Lukas Enembe meresmikan tugu salib di Bokondini sebagai simbol pertama kalinya injil masuk di Kabupaten Tolikara dan membuka Konferensi Umum Gereja Injili di Indonesia (GIDI) ke-XIX.
"Dengan ini saya meminta umat GIDI yang ada di wilayah Papua untuk tidak saling membunuh atau berperang antar suku, harus takut akan Tuhan dan mendengarkan firmanNya serta menjaga kesucian dengan tidak mabuk juga menggunakan obat-obatan," katanya dalam siaran pers kepada Antara di Jayapura, Sabtu.
Menurut Lukas, hal-hal yang menghambat seseorang masuk surga sejatinya harus ditinggalkan, di mana semua umat Tuhan harus menyiapkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing.
"Semua harus lebih unggul, jika daya saing rendah harus ditinggalkan dan meningkatkan kemampuan lainnya agar bisa diperhitungkan oleh yang lain," ujarnya.
Ia menjelaskan dengan digelarnya kembali konferensi di Bokondini setelah 40 tahun sejak masuknya injil untuk pertama kali yang dibawa oleh para missionaris pada 1 Mei 1956, di mana sejarah peradaban GIDI masih singkat yakni 76 tahun, dan tidak diketahui 50 tahun ke depan seperti apa sehingga umat harus mempunya visi misi masuk surga, juga tunduk taat kepada firman Tuhan, jangan tunduk pada uang.
"Saya berharap sinode berjalan baik dalam suasana suka cita kebersamaan, kekeluargaan, oleh karena itu kami mengajak semua bersatu dan siapapun yang terpilih itu adalah mekanisme para kader gembala yang ikut konferensi dan sudah biasa dilakukan," katanya lagi.
Sekadar diketahui, konferensi umum ini digelar untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden GIDI, di mana ini adalah sebuah kelompok gereja Kristen di Indonesia, dalam situs resminya, gereja ini berdiri sejak 12 Februari 1962 dan mendaftar ulang lewat Akta Nomor 15 Tanggal 6 Januari 1989 yang berbentuk Otonom dan Gereja Nasional dengan masa berlaku tak terbatas menggunakan sistem pemerintahan Presbiterian-Kongregasional.
Setelah berkiprah selama setengah abad di Papua, Anggota Jemaat GIDI tercatat 976.000 jiwa, semuanya terdaftar dalam Surat Baptisan di mana gereja sendiri terdaftar pada Departemen Agama Republik Indonesia di Jakarta dengan Nomor E/Ket/385-1745/76.
Gereja GIDI secara keseluruhan terdiri dari delapan Wilayah Pelayanan di seluruh Indonesia, terdiri juga atas 61 Klasis, 11 Calon Klasis, mememiliki dua buah rumah sakit swasta, Klinik Kalvari di Wamena dan rumah sakit Immanuel di Mulia, bberkiprah di bidang pendidikan, lewat sekolah Tingkat Atas: STAKIN, SAID dan STT GIDI di Sentani.
Memiliki Sekolah Alkitab berbahasa daerah (Lokal) sebanyak tujuh buah, TK-PAUD lima buah, SMP dan SMU sebanyak sembilan buah serta tersebar di seluruh wilayah GIDI, yang mana tidak hanya masyarakat sipil biasa, bahkan pejabat pemerintahan, termasuk anggota DPR dan Gubernur Papua, juga merupakan jemaat GIDI.