Jayapura (Antaranews Papua) - Ketua DPD Gerakan Cinta NKRI Alberth Ali Kabiay mengecam dan mengutuk keras pembunuhan terhadap 31 pekerja jalan dan jembatan di Kabupaten Nduga, Papua, pada Minggu (1/12).
"Perlakuan itu sangat tidak manusiawi. Ini pelanggaran HAM berat," katanya di Kota Jayapura, Papua, Rabu.
Menurut dia, para pekerja yang sedang membangun jalan dan jembatan di Kabupaten Nduga tidak pantas mendapatkan perlakukan tersebut, karena mereka datang dan ada di sana untuk bekerja, membuka akses dari keterisolasian di wilayah pedalaman Papua.
"Yang pasti mereka punya keluarga, anak dan istri. Seharusnya, mereka diperlakukan dengan baik, bukan dengan cara seperti itu, sangat tidak berperikemanusiaan. Kapan Papua mau maju kalau seperti ini terus," katanya.
Pemerintahan Jokowi, kata dia, telah berupaya dengan sekuat tenaga untuk membangun berbagai infrastruktur di wilayah pegunungan tengah Papua dengan harapan warga di sana bisa mendapatkan pelayanan yang sama dengan daerah lain di Papua.
Tetapi, dengan adanya kabar bahwa 31 pekerja tewas dibantai oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan perjuangan, sangat tidak bagus dan tidak pantas untuk menarik simpati seluruh rakyat Papua.
"Para elite pemerintahan dan politik di Kabupaten Nduga seharusnya mulai bersikap. Jangan takut dan tunduk, serta mau berkompromi dengan kelompok yang jahat, yang menghambat pembangunan, karena sampai kapanpun kita tidak akan maju, karena hanya sibuk dengan perjuangan tanpa tujuan," katanya.
Ali sapaan akrabnya mengatakan, perjuangan terkini yang harus digaungkan adalah bagaimana rakyat Papua bisa merasakan kesejahteraan yang sama dengan daerah lainnya di Indonesia, bisa maju bersama dalam segala bidang, bukan saja dari sisi infrastruktur tetapi juga sumber daya manusia.
"Pembantaian di Nduga, saya nilai kita kembali mundur pada tahun 1960-an, di mana perjuangan baru dilakukan. Padahal kita telah hidup di masa milenium, di mana orang lain berpikir untuk hidup sejahtera, merdeka dalam diri atau pribadi masing-masing, merdeka dalam pembangunan, merdeka dalam pengembangan sumber daya manusia," katanya.
Ia mengaku sepakat dan sependapat dengan sikap dan tindakan yang ditempuh oleh TNI dan Polri dalam mengejar para pelaku penembakan pekerja jalan dan jembatan di Nduga.
"TNI dan Polri tidak boleh lengah. Harus ambil tindakan tegas karena ini masalah luar biasa. Para eksekutif dan legislatif di Provinsi Papua harus bersuara, jangan diam. Para pekerja datang untuk membangun Papua, tapi mereka akhirnya menjadi korban," katanya.
Berita Terkait
SMA Trikora Jayapura siapkan 45 siswa ikut Olimpiade Sains Nasional
Senin, 18 Maret 2024 21:29
PT Telkomsel beri penghargaan ke tiga mahasiswa Papua Maluku
Senin, 18 Maret 2024 21:28
BI Papua proyeksikan butuh uang Rp1,62 triliun selama Ramadhan dan Lebaran
Senin, 18 Maret 2024 21:27
PJ Gubernur Papua pantau pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura
Senin, 18 Maret 2024 21:25
Pemkot Jayapura tingkatkan SDM perawat
Senin, 18 Maret 2024 21:23
Pemkot Jayapura sambut baik rencana cuti ayah ASN pria
Senin, 18 Maret 2024 19:21
DPKH Mimika sebut 6.000 ekor babi mati akibat virus ASF
Senin, 18 Maret 2024 19:18
RSUD Biak disiapkan naik status tipe B di 2024
Senin, 18 Maret 2024 18:56