Jayapura (Antaranews Papua) - Tokoh adat Papua Lesman Tabuni mengaku sedih dan berbelasungkawa sekaligus menyesalkan peristiwa penembakan yang menimpa para pekerja jalan dan jembatan PT Istaka Karya di Kabupaten Nduga, Papua.
"Termasuk saya merasa sedih dengan peristiwa itu," kata Lesman Tabuni, Kepala Suku pengendali masyarakat adat Pegunungan Tengah, di Kota Jayapura, Kamis.
Menurut dia, para pekerja yang datang untuk membangun jalan dan jembatan Trans-Papua yang merupakan program percepatan infrastruktur yang digaungkan dan dikerjakan oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo patut disesalkan.
"Mereka (para pekerja, Red) dibunuh semena-mena," katanya di sela Seminar Festival Cycloop 2018, di aula Makorem 172/PWY, Padang Bulan, Kota Jayapura.
Ia berharap pemerintah lewat TNI dan Polri bisa bersikap profesional dalam menegakkan hukum terhadap para pelaku kejahatan yang menghebohkan Papua.
"Saya harap TNI dan Polri bisa duduk bersama selesaikan masalah ini dengan cara yang bijak, sehingga warga lain di Nduga tidak merasakan trauma terkait penembakan tersebut," katanya lagi.
Berkaitan dengan penembakan, Lesman merasa bingung kenapa senjata api organik dan peluru yang digunakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) itu selalu ada.
"Ini yang saya juga heran, lihat di berita bahwa mereka (KKB, Red) bisa tenteng senjata dan amunisi yang dilingkar di badan, dari mana itu semua. Apakah ada oknum yang jual atau bagaimana, coba TNI dan Polri tertibkan ini," katanya pula.
Namun, soal penembakan di Nduga, Lesman menduga ada persoalan yang berlarut-larut atau telah lama didiamkan, sehingga bisa terjadi aksi yang kurang berperikemanusiaan tersebut.
"Coba saya kritisi, masyarakat Nduga mula-mula ada suatu persoalan, luka batin, sehingga turun temurun dan apakah mereka harus balas seperti ini. Sangat disesalkan," kata dia.
Sebanyak 25 karyawan PT Istaka Karya yang mengerjakan pembangunan jalan dan jembatan Trans-Papua di Distrik Yall yang tersebar di Kali Yigi dan Kali Aurak.
Pada Minggu (2/12), KKB menyerang karyawan PT Istaka dan membunuh mereka baik yang ada di Kali Yigi maupun Kali Aurak, Distrik Yall, Kabupaten Nduga.
Sebanyak 19 orang dilaporkan tewas dalam insiden tersebut, sisanya selamat setelah berhasil melarikan diri.
Delapan jenazah sudah berhasil dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika.
Berita Terkait
Balai bahasa Papua revitalisasi bahasa lokal di Tanah Papua
Selasa, 19 Maret 2024 13:52
Pemprov ajak warga makan pangan lokal alternatif atasi beras mahal
Selasa, 19 Maret 2024 13:51
Satpol PP Mimika rutin gelar operasi penertiban selama puasa Ramadhan
Selasa, 19 Maret 2024 13:49
RSUD Yowari anggarkan Rp2,5 miliar pengobatan gratis bagi orang asli Papua
Selasa, 19 Maret 2024 11:18
Karantina Papua Tengah tahan seekor walabi tanpa dokumen resmi
Selasa, 19 Maret 2024 11:16
SMA Trikora Jayapura siapkan 45 siswa ikut Olimpiade Sains Nasional
Senin, 18 Maret 2024 21:29
PT Telkomsel beri penghargaan ke tiga mahasiswa Papua Maluku
Senin, 18 Maret 2024 21:28
BI Papua proyeksikan butuh uang Rp1,62 triliun selama Ramadhan dan Lebaran
Senin, 18 Maret 2024 21:27