Manokwari (ANTARA News Papua) - Kepolisian Resor Manokwari, Papua Barat, masih memburu pelaku penyelundupan senjata api (senpi) jenis Uzi dan laras panjang jenis SP yang diamankan di Pelabuhan Manokwari pada September lalu.
Kapolres Manokwari AKBP Adam Erwindi, di Manokwari, Jumat, mengatakan upaya pengejaan dilakukan di sejumlah tempat di antaranya rumah terduga pelaku serta daerah-daerah yang dicurigai menjadi tempat persembunyiannya.
"Ada dua nama yang sudah kami kantongi, itu berdasarkan KTP (kartu tanda penduduk) yang kami temukan pada saat menggeledah barang bukti di pelabuhan," kata Erwindi.
Ia menjelaskan bahwa dalam operasi tersebut polisi hanya mengamankan barang bukti serta memperoleh keterangan saksi, yakni seorang buruh TKBM yang dimanfaatkan pelaku.
Selain senpi, aparat Polsek Kawasan Pelabuhan Manokwari juga menyita 23 butir peluru moser, 13 peluru Uzi serta tiga buah magazen.
"Kapolsek dan personelnya mendapat barang bukti itu di dalam gulungan tikar yang dibawa buruh TKBM saat kapal sandar. Saat menggeledah tas ransel didapatlah tiga senjata jenis Uzi serta peluru dan magazen," katanya.
Pelaku tidak berhasil ditangkap dan masih dalam pencarian. Polisi menduga pemilik senjata ini adalah dua orang sebagaimana yang tertera pada KTP yang diamankan pada operasi tersebut.
Sesuai KTP masing-masing, satu orang adalah warga Ransiki Kabupaten Manokwari Selatan. Satu orang yang diduga pemilik adalah warga Sanger Provinsi Sulawesi Utara.
"Kami sudah mencari orangnya di Ransiki, di Sanger tapi belum dapat dan dalam waktu dekat akan ditetapkan sebagai DPO," ujar Kapolres.
Adam mengungkapkan dari hasil penyelidikan sementara senpi tersebut hendak dibawa ke Ransiki Manokwari Selatan. Penyelidikan masih terus dilakukan untuk mengetahui motif pelaku dalam kasus ini.
"Biasanya pelaku akan beralibi bahwa ini untuk mas kawin, tapi kalau jenis senjatanya seperti ini rasanya tidak masuk akal. Senjata jenis ini sangat mematikan," ujarnya.
Penyidik akan membawa barang bukti untuk dilakukan uji laboratorium forensik. Hal itu untuk memastikan produk serta informasi detail terkait senjata tersebut.
"Kalau yang panjang ini sepertinya senjata organik, tapi kita harus lakukan uji dulu semua," katanya.
Berita Terkait
PLN beri penerangan 177 pelanggan di Papua dan Papua Barat
Kamis, 14 Maret 2024 12:29
Pemkab Jayapura tetapkan 25 kampung prioritas penanganan stunting 2024
Rabu, 28 Februari 2024 16:20
Bulog: Baru 24 persen beras bantuan pangan tersalurkan di Papua
Jumat, 23 Februari 2024 2:51
PUPR Mimika telah aliri air bersih Distrik Mimika Barat Jauh
Kamis, 22 Februari 2024 17:15
Pemkot Jayapura: Keberadaan pers sangat strategis di berbagai aspek
Jumat, 9 Februari 2024 13:36
Perum Bulog: Baru 10 persen KPM menerima bansos beras di Tanah Papua
Senin, 5 Februari 2024 18:56
Pemkab Jayapura siapkan lahan TPU Dosay lima hektare
Kamis, 25 Januari 2024 9:24
Pemprov Papua Barat Daya wacanakan pembangunan museum Otsus
Kamis, 23 November 2023 13:36