Timika (ANTARA) - Selama periode Januari hingga Maret 2019, pihak Rumah Sakit Umum Daerah Mimika, Papua, telah menangani 40 orang pasien penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Direktur RSUD Mimika Dr Evelyn Pasaribu di Timika, Kamis, memprediksi peningkatan kasus DBD di wilayah Timika tahun ini merupakan siklus lima tahunan sebagaimana terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia.
"Ini mungkin siklus lima tahunan, karena kasus DBD yang meningkat bukan hanya di Mimika tetapi di hampir semua daerah," kata Evelyn.
Dari 40 pasien kasus DBD yang ditangani RSUD Mimika, katanya, terdapat satu pasien yang akhirnya tidak tertolong dan meninggal dunia.
"Di Januari itu ada satu pasien yang meninggal dunia. Dia datang sudah dalam kondisi yang jelek. Pasien tersebut merupakan orang dewasa, rujukan dari salah satu fasilitas layanan kesehatan di Timika," kata Evelyn.
RSUD Mimika, katanya, siap melayani pengobatan pasien kasus DBD terutama obat-obatan dan fasilitas pemeriksaan kasus DBD.
Evelyn meminta masyarakat lebih peka terhadap perkembangan kesehatan putra-putri mereka sehingga jika menunjukkan gejala demam tinggi dan tidak menurun meski telah diberikan obat penurun panas.
"Pada kasus DBD, fase kritis itu pada hari ke empat. Pasien harus cepat mendapat penanganan," katanya.
Peningkatan kasus DBD di Timika dalam kurun waktu tiga bulan terakhir juga dipicu oleh kondisi sanitasi lingkungan yang mendukung pertumbuhan jentik nyamuk aedes aegypti, nyamuk pembawa virus dengue.
"Kita semua tahu di Timika ada begitu banyak tempat genangan air. Sampah plastik, botol bekas ada dimana-mana. Ini butuh kesadaran bersama seluruh komponen masyarakat untuk membersihkan lingkungan agar bebas dari nyamuk," kata Evelyn.
Sesuai data Dinas Kesehatan Mimika, selama periode 24 Desember hingga Maret ini sudah 81 warga setempat terjangkit DBD.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular pada Dinkes Mimika, Obet Tekege mengatakan kasus terbanyak di wilayah Kelurahan Pasar Sentral Timika Distrik Mimika Baru dengan jumlah kasus sebanyak 32 penderita.
Saat ini, katanya, persediaan peralatan untuk pengasapan atau voging dan bubuk abate di Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK) Mimika mulai menipis. Beberapa waktu lalu Dinkes Mimika telah menyurati Dinkes Provinsi Papua untuk membantu persediaan peralatan voging dan bubuk abate, namun hingga kini belum juga dikirim.
Berita Terkait
Dinkes Kota Jayapura tingkatkan kewaspadaan terhadap kasus DBD
Kamis, 28 Maret 2024 18:45
Pemkot Jayapura komitmen memastikan kesehatan masyarakat
Kamis, 28 Maret 2024 16:46
PTFI beri layanan kesehatan mata gratis masyarakat Mimika
Rabu, 27 Maret 2024 15:22
BPJS Kesehatan Biak berikan kemudahan layanan JKN selama libur Lebaran
Senin, 25 Maret 2024 19:19
BPJS Mimika sebut APBD tanggung biaya kesehatan 30 ribu warga
Minggu, 24 Maret 2024 20:33
Dinkes sebut prioritas utama Dana Otsus Papua Kesehatan bantu pasien OAP
Minggu, 24 Maret 2024 18:22
BPJS Kesehatan Jayapura sediakan posko selama libur mudik Lebaran
Sabtu, 23 Maret 2024 19:31
Pemprov Papua Tengah alokasi Rp65 miliar untuk kesehatan
Sabtu, 23 Maret 2024 17:25