Wamena (ANTARA) - Bupati Jayawijaya, Provinsi Papua, Jhon Richard Banua minta seluruh kepala sekolah menghentikan praktik pemerasan terhadap siswa yang hendak mengambil ijazah kelulusan.
Bupati Jhon, di Distrik Wollo, Kabupaten Jayawijaya, Kamis, mengatakan sudah menerima laporan terkait praktif pemerasan yang membuat siswa dan orang tua kesulitan mendapatkan ijazah tersebut.
"Saya dapat laporan bahwa begitu siswa mau ambil ijazah, ada permintaan wam (ternak babi) atau uang dulu, baru ijazahnya diberikan oleh kepala sekolah, dan saya sudah ingatkan untuk kepala sekolah jangan lakukan hal ini," katanya lagi.
Ia mengatakan praktik itu akan mempersulit anak-anak di Jayawijaya mendapatkan pendidikan, dan pemerintah akan menindak tegas pelaku praktik tidak terpuji ini.
"Jangan persulit adik-adik kita yang mau sekolah. Pendidikan menjadi komitmen saya dengan pak wakil, jadi apabila itu dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab maka kami segera mengganti yang bersangkutan," katanya pula.
Jhon Banua mengimbau orang tua murid untuk tidak perlu takut melapor jika mendapati kejadian seperti yang dilaporkan.
"Orang tua jangan takut menyekolahkan anak-anak hanya karena pikir nanti bayar ijazah. Saya sampaikan bahwa ijazah itu gratis," katanya lagi.
Pada kunjungan kerja itu, Bupati menerima laporan dari warga Bugi dan Wollo bahwa sejumlah guru, termasuk kepala sekolah tidak hadir sehingga perlu dievaluasi kembali.
"Kami akan evaluasi kinerja tenaga pengajar di beberapa sekolah seperti yang disampaikan oleh masyarakat," katanya pula.
Bupati Jayawijaya minta kepala sekolah berhenti memeras siswa terkait ijazah
Saya dapat laporan bahwa begitu siswa mau ambil ijazah, ada permintaan wam (ternak babi) atau uang dulu, baru ijazahnya diberikan oleh kepala sekolah, dan saya sudah ingatkan untuk kepala sekolah jangan lakukan hal ini