Jakarta (ANTARA) - Kementerian ESDM melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menerjunkan tim ke lapangan guna melakukan serangkaian pemetaan untuk mengidentifikasi penyebab banjir bandang di Sentani, Papua.
Tim yang telah diterjunkan sejak 20 Maret 2019 tersebut melaporkan bahwa limpahan debit air yang tingggi (overflow) pada sungai pegunungan Cyclops menjadi salah satu penyebab utama terjadinya bencana air bah di wilayah tersebut.
Kepala PVMBG Kasbani dalam informasi yang dihimpun Antara di Jakarta, Senin menjelaskan bencana banjir bandang disebabkan oleh tingginya curah hujan yang dibarengi dengan ketidakmampuan Danau Sentani menampung air.
"Permukaan air danau Sentani meningkat, dampak tingginya curah hujan dan aliran sungai pegunungan Cyclops yang bermuara ke Danau Sentani," kata Kasbani.
Tingginya intensitas curah hujan, rinci Kasbani, mengakibatkan daerah permukaan menjadi lebih rendah dan terjadi penjenuhan air secara cepat sehingga air tak mampu terserap lagi oleh tanah.
Bahkan, setelah melacak jalur sungai yang terdampak banjir dengan menyusuri Jalan Raya Sentani - Doyo Baru - Kertosari, memperlihatkan juga adanya perubahan morfologi terjal pegunungan Cyclops menjadi wilayah pedataran aluvial (tanah endapan). "Ini didukung pula dari keterjalan lereng dan perubahan dari lembah sungai yang relatif sempit lembah menjadi lembah sungai terbuka," ungkap Kasbani.
Temuan lain, jebolnya bendung alamiah dari sedimentasi longsoran sepanjang dinding sungai dan batu berkururan besar di hulu lembah sungai. "Identifikasi ini diikuti dengan pembelokan beberapa alur sungai," terang Kasbani.
Banjir bandang yang melanda pada Sabtu (16/3) lalu telah menghancurkan pemukiman setempat. Rumah, jembatan dan bangunan lain hanyut diterjang derasnya aliran air. "Landaan aliran bahan rombakan berupa batuan berukururan boulder, yaitu diameter lebih dari 64 milimeter. Jenis batuan didominasi jenis batuan metamorf (malihan) berjenis Sekis Mika, Gneiss yang sebagian mengandung urat kuarsa," ungkap tim lapangan yang dipimpin oleh Agus Budianto.
Hasil pemetaan ini, jelas Agus, sudah dikonsolidasikan dengan Pemerintah Daerah setempat melalui Bupati Jayapura Mathius Awoitauw guna mengatasi penanggulanan bencana dan potensi ancaman serupa di masa mendatang.
Berita Terkait
Komunitas Fotografer Jayapura gelar pameran foto banjir bandang Sentani
Sabtu, 23 Maret 2024 20:25
DLH Jayapura harap masyarakat adat pioner jaga ekosistem Cycloop
Sabtu, 16 Maret 2024 19:34
BPBD Jayapura: Waspadai cuaca ekstrem satu bulan ke depan
Sabtu, 23 September 2023 18:29
Polres Jayapura menanam 1.000 pohon peringati banjir bandang Sentani
Kamis, 16 Maret 2023 17:07
BPBD Jayapura kembalikan hibah dana banjir Sentani Rp7 miliar ke kas negara
Kamis, 19 Januari 2023 2:14
Mensos Risma: Pembangunan rumah bagi korban banjir Sentani capai 90 persen
Selasa, 30 Agustus 2022 17:42
Presiden Jokowi dijadwalkan resmikan rumah korban banjir di Doyo Jayapura
Sabtu, 27 Agustus 2022 6:34
Pemkab Jayapura: rehabilitasi rumah korban banjir terus dikerjakan
Senin, 1 Agustus 2022 16:16