Jayapura (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sarmi Z.A. Tawernussa, S.PB mengakui bahwa pelayanan di rumah sakit Tipe D Pratama yang terletak di Kampung Keder Distrik, Sarmi Timur Tengah belum maksimal.
"Selama ini, kami sudah beroperasi tapi tidak maksimal, paling hanya 6 jam sehari. Alkes dasar juga banyak dibantu dari pemerintah pusat," kata Z.A. Tawernussa di Jayapura, Rabu.
Sebenarnya, kata dia, pihaknya punya tenaga dokter dengan beberapa bidang keahlian, seperti dokter bedah, objin, dokter gigi dan kandungan.
"Kasus kita ini aneh karena ada SDM, ada rumah sakit, tapi operasional pelayanan tidak berjalan maksimal karena belum ada sarana dan prasarana penunjang. Karena kalau beroperasi 24 jam para dokter butuh perumahan dan alkes yang memadai," katanya.
Wakil Ketua DPRD Sarmi Enos Dimomomaun mengatakan pihaknya dalam tugas sebagai wakil rakyat sangat menyesal dengan belum beroperasinya rumah sakit ini secara optimal akibat sejumlah kendala.
"Setelah pulang dari Jayapura, kami akan bertemu Bupati dan meminta agar serius memperhatikan kedua rumah sakit di Sarmi baik di Keder maupun di Ebram," katanya.
Anggota Komisi C DPRD Sarmi Mustafa Muzakar mengatakan pihaknya akan memperjuangkan anggaran untuk RS di Keder tapi juga di Ebram.
"Sidang perubahan besok kita anggarkan agar RS ini akan jalan 24 jam. Dua gedung RSUD sudah ada di Keder dan Ebram. Bupati sudah katakan akan aktifkan di Keder tapi kami minta di Ebram juga diaktifkan," ujarnya.
Anggota DPRD Sarmi lain, Alberth Niniwen meminta Dinas Kesehatan Sarmi terus berkoordinasi.
"Kami mendorong pengoperasian dua rumah sakit, terutama pengoperasian RS di Keder agar berjalan maksimal," ujarnya.