Biak (ANTARA) - Badan Pekerja (BP) Gereja Kristen injili di tanah Papua Klasis Biak Selatan, Kabupaten Biak Numfor, menghimbau jemaat Kristiani di berbagai gereja untuk senantiasa menjaga kedamaian dengan berperan dalam memelihara situasi keamanan dan ketertiban yang semakin kondusif.
"Peristiwa rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya,Malang dan Semarang harus disikapi dengan bijak. Ya, sebagai jemaat Kristiani di Biak kita menyerahkan penanganannya kepada aparat penegak hukum dalam mengusut tuntas kejadian itu," ujar Ketua Badan Pekerja Klasis GKI Biak Selatan Pendeta George Korwa di kantor Klasis Biak, Selasa.
Ia mengharapkan jemaat Kristiani di lingkungan GKI Biak Selatan untuk berdoa bersama di gereja dalam mewujudkan tanah Papua, khususnya Kabupaten Biak Numfor, warganya tetap selalu hidup dalam kedamaian dan keharmonisan.
Pendeta George mengatakan dugaan perlakuan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Pulau Jawa diharapkan tidak lagi terjadi sebab sangat mencederai martabat diri orang asli Papua sebagai bagian dari warga Negara Kesatuan Republik Indoesia (NKRI).
"Saya harapkan warga jemaat di lingkungan Badan Pekerja GKI Biak Selatan tetap menjaga hati dengan damai dan menyerahkan sepenuhnya penyelesaian perlakuan rasisme terhadao mahasiswa Papua kepada Tuhan Kristus," ujarnya.
Jajaran warga jemaat gereja di lingkungan Badan Pekerja GKI Biak Selatan, menurut Pdt George, sangat menyayangkan adanya aksi rasisme kepada mahasiswa asli Papua karena bertentangan dengan prinsip hak asasi manusia maupun kesamaan hak sebagai mahluk ciptaan dari Tuhan.
Pendeta George mengimbau majelis jemaat gereja di wilayah pelayanan GKI Biak Selatan dalam pelaksanaan ibadah Minggu untuk berdoa bersama atas penyelesaian kasus dugaan rasisme mahasiswa Papua secara damai dan bermartabat di hadapan Tuhan.
Sejauh ini suasana Kota Biak sekitarnya masih sepi karena adanya aksi demo damai sekelompok warga Biak di gedung DPRD pada Selasa (20/8) untuk menyikapi aksi dugaan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.
Sebelumnya Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur menegaskan tidak ada anggotanya yang mengucapkan kata-kata rasis saat mengamankan 43 mahasiswa Papua terkait adanya temuan dugaan pembuangan bendera Merah Putih di depan asrama Papua di Surabaya, Jumat (16/8).
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya, Senin (19/8) membantah adanya isu rasis dengan ucapan kata hewan terhadap mahasiswa Papua.
"Kami jelaskan tidak ada anggota kepolisian yang menyampaikan hal tersebut (rasis). Kalaupun ada OKP (organisasi kepemudaan) kami akan lakukan penyelidikan," ujarnya.
Berita Terkait
Pemkab Biak Numfor fasilitasi pengelolaan keuangan Dana Desa 257 kampung
Kamis, 28 Maret 2024 18:54
BRI Peduli bagikan paket Ramadhan ke santri dan sahabat pers di Biak
Kamis, 28 Maret 2024 17:30
Pemkab Biak Numfor bayarkan THR ASN Rp20,1 miliar
Kamis, 28 Maret 2024 15:11
Disperindag Biak Numfor tingkatkan pengawasan makanan kedaluwarsa
Rabu, 27 Maret 2024 13:21
Disdikbud Biak Numfor dorong bentuk komunitas guru bahasa daerah
Rabu, 27 Maret 2024 12:39
Brida: Potensi kemaritiman Biak Numfor dilirik dunia Internasional
Selasa, 26 Maret 2024 19:53
DPRD Biak Numfor minta Pj Bupati lakukan pengadaan mobil pemadam kebakaran
Selasa, 26 Maret 2024 19:34
Disdik Biak Numfor: Penentuan kelulusan siswa ditentukan sekolah
Selasa, 26 Maret 2024 13:12