Palangka Raya (ANTARA) - Sejumlah organisasi mahasiswa dan organisasi masyarakat di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah menggelar aksi solidaritas untuk Papua.
Yosafat Sani, Ketua Himpunan Mahasiswa Papua (Himapa) Palangka Raya, Sabtu malam di sela aksi yang digelar di Palangka Raya tersebut mengatakan sangat prihatin dengan kejadian yang menimpa rekan-rekan mahasiswa Papua sejumlah wilayah di Indonesia.
"Kejadian beberapa waktu lalu yang menimpa rekan-rekan kami mahasiswa Papua sangat disayangkan, terlebih lagi sampai saat ini akar masalah belum dapat diungkap secara jelas," katanya.
Pria yang kuliah di salah satu Universitas Negeri di Palangka Raya itu pun meminta pemerintah termasuk aparat penegak hukum mengungkap seluruh akar masalah secara transparan, tegas dan diungkapkan ke publik.
"Kami juga meminta pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah serta pihak terkait menjaga keamanan dan dapat melindungi kami karena kami hanya bertujuan menuntut ilmu," katanya.
Meski demikian, dia yang sudah tiga tahun di
Palangka Raya itu mengaku sangat gembira dan bahagia bisa menuntut ilmu di Kota Palangka Raya dan Kalimantan Tengah umumnya.
"Selama saya berada di Kalimantan Tengah, sangat aman di sini. Kemudian kita juga selalu hidup berdampingan dan rukun-rukun bersama lingkungan masyarakat sekitar," katanya.
Dia mengatakan, sampai saat ini setidaknya ada 62 mahasiswa dan alumni mahasiswa asal Papua yang berada di Kota Palangka Raya dalam rangka mengemban misi studi pendidikan.
Dia bersama rekan-rekannya pun mengaku juga sangat menjunjung tinggi falsafah "Huma Betang" selaku salah satu pedoman hidup masyarakat Dayak.
Huma Betang dalam bahasa Indonesia disebut rumah panjang yang merupakan rumah tradisional Suku Dayak. Huma Betang disebutnya bukan hanya sekadar bangunan untuk tempat tinggal, melainkan merupakan cerminan kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari suku Dayak di tengah keberagaman yang ada.
Dalam aksi tersebut pada peserta pun membacakan sejumlah permintaan diantaranya mendesak pihak Kepolisian RI melakukan pengusutan dan segera melakukan proses penegakan hukum yang transparan terkait kasus yang menimpa mahasiswa Papua.
Kemudian negara harus menyelesaikan persoalan diskriminasi rasial serta pelanggaran hukum dan HAM terhadap warga Papua dan mendesak pemerintah agar memulihkan akses internet dan komunikasi di wilayah Papua.
Selanjutnya pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat harus memastikan tidak terulangnya tindakan diskriminasi dan pelanggaran terhadap hal-hak warga Papua.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan pihak Universitas Negeri Palangka Raya memberi jaminan perlindungan dan keamanan kepada mahasiswa Papua di Palangka Raya.
Sementara itu aksi solidaritas itu sendiri diikuti seperti Himapa Palangka Raya, BKC GMNI Palangka Raya, GMKI Palangka Raya, PMKRI Palangka Raya, BEM UPR Palangka Raya, Walhi Kalteng, LBH Palangka Raya dan JPIC Kalimantan.
Aksi solidaritas itu sendiri diakhiri dengan penyalaan lilin dan ditutup dengan doa lintas agama yang diikuti seluruh peserta.
Berita Terkait
500 WNI di AS gelar aksi solidaritas peduli perdamaian Papua
Sabtu, 7 September 2019 16:10
Gempita Lumajang gelar aksi solidaritas untuk Papua damai
Jumat, 23 Agustus 2019 17:54
Aksi solidaritas Ahok di Timika masih berlanjut
Jumat, 12 Mei 2017 20:11
Demo solidaritas terhadap wartawan Makassar
Jumat, 14 November 2014 12:42
Kapolda Irjen Fakhiri: Polri rekrut 2.000 pemuda Papua jadi Bintara
Jumat, 29 Maret 2024 21:15
RSUD Yowari sebut 1.400 kelahiran tercatat selama 2022-2023
Jumat, 29 Maret 2024 21:11
Dinkes Jayapura mencegah DBD dengan pengasapan tiga distrik
Jumat, 29 Maret 2024 21:07
PT Freeport Indonesia-Pemkab Mimika kerja sama pengentasan TB
Jumat, 29 Maret 2024 21:05