Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 148.619 orang masih mengungsi akibat gempa yang terjadi di wilayah Maluku pada 26 September 2019 menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Hingga Senin, tercatat 148.619 orang masih mengungsi, 41 orang meninggal dunia, dan 1.602 orang masih terluka," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Agus Wibowo dalam siaran pers lembaga yang diterima di Jakarta, Senin.
Agus mengatakan gempa Maluku menyebabkan ribuan rumah rusak di wilayah Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat, dan Kota Ambon.
Jumlah rumah yang rusak akibat gempa di Maluku seluruhnya 6.355 unit dengan perincian 1.273 rumah rusak berat, 1.837 rumah rusak sedang, dan 3.245 rumah rusak ringan.
"Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Barat masih melakukan penanganan darurat, sedangkan Kota Maluku dan Provinsi Maluku sudah melakukan upaya-upaya transisi darurat menuju pemulihan," kata Agus.
Pada 26 September, gempa dengan magnitudo 6,5 terjadi di 40 kilometer Timur Laut Ambon, Maluku.
Setelah gempa itu, terjadi 1.516 gempa susulan dan 175 di antaranya dirasakan oleh warga getarannya.
Berita Terkait
Ribuan pengungsi Pulau Haruku ingin segera kembali ke rumah
Minggu, 22 Desember 2019 11:02
Pengungsi pascagempa Ambon capai 95.256 jiwa
Kamis, 3 Oktober 2019 14:57
BMKG sampaikan peringatan dini tsunami di wilayah Sulawesi, NTT, NTB, Maluku
Selasa, 14 Desember 2021 10:48
Gempa tektonik magnitudo 5,8 Maluku Utara dampak subduksi Lempeng Laut Maluku
Kamis, 30 Januari 2020 8:57
23 orang meningal dan ratusan luka-luka akibat gempa Ambon
Jumat, 27 September 2019 9:26
BNPB: Dampak gempa Halmahera Selatan Maluku Utara masih didata
Minggu, 14 Juli 2019 20:57
Gempa bumi guncang Halmahera dipicu patahan pada Lempeng Laut Maluku
Selasa, 5 April 2022 14:07
Gempa bumi Magnitudo 5,0 guncang Maluku Tenggara Barat
Selasa, 8 Maret 2022 1:19