Batam (ANTARA) - Senator daerah pemilihan Kepulauan Riau, Haripinto meminta konflik yang terjadi di Laut Natuna Utara diselesaikan dengan diplomasi.
"Diplomasi diutamakan, karena itu bukan dengan Indonesia saja," kata Haripinto melalui sambungan telepon di Batam, Sabtu.
Menurut dia, persoalan di Laut China Selatan melibatkan banyak negara, tidak hanya Indonesia dan China, melainkan juga dengan negara-negara ASEAN.
Ia mengingatkan Indonesia berhak melakukan kegiatan ekonomi di daerah ZEE. Dan kapal dari negara lain bisa melintas.
Meski begitu, aparat keamanan dan pertahanan tetap harus berjaga, jangan sampai kapal Indonesia diintimidasi di sana.
Haripinto meminta pemerintah memperkuat pengamanan di Natuna dengan menambah armada.
"Armada kita enggak cukup, harus diperbanyak. Anggaran harus ditambah," kata dia.
Mengenai keselamatan nelayan, ia yakin tidak akan terganggu, karena lokasi kapal ikan asing berada di atas 100 mil saat ini.
"Jauh itu, nelayan kita enggak sampai sana," kata dia.
Berita Terkait
Tiga KRI Koarmada I Usir Kapal Asing Perairan Natuna Utara
Minggu, 12 Januari 2020 9:24
Media China lebih tertarik banjir Jakarta daripada persolan Natuna
Minggu, 5 Januari 2020 22:00
Pangkogabwilhan I tegaskan tidak akan perang di Natuna
Sabtu, 4 Januari 2020 14:42
Tiga KRI siaga tempur pengamanan laut Natuna
Jumat, 3 Januari 2020 20:08
Indonesia dan Vietnam harus buat "rules of engagement" hindari konflik
Senin, 29 April 2019 21:53
BMKG: Waspada gelombang tinggi hingga 6 meter di perairan Indonesia
Rabu, 8 Desember 2021 12:17
Angin kencang tak surutkan pemasangan Tugu ANTARA di dasar laut Natuna Kepri
Senin, 9 Agustus 2021 3:33
Bakamla soroti perkembangan situasi keamanan wilayah Laut Natuna Utara dan LCS
Kamis, 16 Juli 2020 5:23