Jakarta (ANTARA) - Manchester City menyatakan kecewa tetapi tidak kaget atas hukuman UEFA terkait pelanggaran aturan kepatutan finansial (FFP) berupa larangan tampil di Eropa selama dua musim ke depan.
Man City juga menuduh penyelidik UEFA, yang ditangani oleh Badan Pengendalian Finansial Klub (CFCB), sejak awal sudah memperlihatkan sikap yang tidak imparsial, demikian pernyataan laman resmi klub pada Sabtu dini hari WIB.
"Pada Desember 2018, Kepala Penyelidik UEFA telah menyampaikan ke publik hasil dan hukuman yang ingin dikeluarkan untuk Manchester City, bahkan sebelum investigasi dimulai," tulis Man City.
Man City merujuk kepada Yves Leterme, mantan perdana menteri Belgia yang ditunjuk UEFA menjadi pimpinan penyelidikan kasus klub yang dialiri dana dari Uni Emirat Arab tersebut.
Hal itu sempat diprotes secara resmi oleh Man City ke badan disipliner UEFA yang kemudian direkomendasi oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
"Mudahnya, ini kasus yang diinisiasi UEFA, dilakukan UEFA dan diputuskan UEFA," tulis Man City.
Man City menyatakan akan segera menggugat keputusan itu ke CAS.
Man City dihukum larangan tampil di Eropa pada musim 2020/21 dan 2021/22 serta denda 30 juta euro (sekira Rp445,6 miliar), karena dinilai memanipulasi laporan keuangan 2012 s.d. 2016.
Berita Terkait
Manchester City juarai Liga Inggris setelah tekuk Aston Villa 3-2
Senin, 23 Mei 2022 3:12
Liverpool melaju ke final Piala FA usai singkirkan Manchester City 3-2
Minggu, 17 April 2022 2:43
Liga Inggris-Laga Manchester City vs Liverpool berakhir imbang 2-2
Senin, 11 April 2022 3:16
Manchester City menang tipis 1-0 lawan Atletico Madrid
Rabu, 6 April 2022 5:32
Manchester United hanya bermain imbang 1-1 lawan Leicester City
Minggu, 3 April 2022 3:49
Manchester City kembali ke puncak usai menang atas Burnley 2-0
Minggu, 3 April 2022 3:34
Pep Guardiola sebut Erik ten Hag bisa jadi penerusnya di Manchester City
Sabtu, 2 April 2022 19:41
Man City puncaki Deloitte Money klub kaya di dunia
Rabu, 23 Maret 2022 3:52