Jambi (ANTARA) - Karena keterbatasan alat telekomunikasi dan jaringan internet, guru di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi menyambangi rumah peserta didik untuk mengajar agar proses kegiatan belajar mengajar (KBM)) tetap berjalan.
"Tidak semua peserta didik memiliki alat telekomunikasi untuk sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) dan tidak semua tempat tinggal peserta didik memiliki akses internet, sehingga kita datang ke rumah siswa untuk memberikan tugas atau mengajar mereka," kata guru SDN 75/1 Pasar Terusan Batanghari Dedi Kurniawan, di Batanghari, Minggu.
Ia menerangkan selama pandemi COVID-19 pemerintah memutuskan untuk memberlakukan belajar di rumah dan kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah dengan berbagai sistem. Dimana sistem daring merupakan salah satu sistem yang cukup efektif dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19.
Akan tetapi, tidak semua peserta didik dapat mengikuti sistem pendidikan tersebut, khususnya di beberapa daerah di Kabupaten Batanghari. Karena tidak semua orang tua dan peserta didik di daerah itu memiliki alat komunikasi untuk mendukung sistem pembelajaran daring tersebut, bahkan tidak semua daerah di kabupaten itu terjangkau akses internet.
Agar peserta didik selama proses belajar di rumah masih mendapatkan pengajaran, sejumlah tenaga pendidik di daerah itu menyambangi rumah-rumah siswa untuk memberikan tugas dan pengajaran.
“Siswa yang rumahnya berdekatan kita minta untuk belajar bersama, maksimal tiga anak agar mereka bisa menjaga jarak dalam belajar. Saya minta mereka juga memakai masker,” kata Dedi Kurniawan.
Hal serupa juga dilakukan oleh guru SMP N 7 Batanghari Syafrendri, dari 23 siswa di di salah satu rombongan belajar (rombel) di sekolahnya, terdapat satu orang siswa yang tidak bisa mengikuti pengajaran dengan sistem daring.
Selain tidak memiliki alat komunikasi yang mendukung sistem pembelajaran daring, akses rumah peserta didik tersebut cukup jauh dari teman-temannya.
"Peserta didik ini tinggal bersama kakeknya, secara ekonomi dapat dikatakan sebagai masyarakat tidak mampu, sehingga tidak memiliki alat komunikasi untuk mendukung pembelajaran daring," kata Syafrendri.
Tidak semua siswa yang tidak memiliki akses pembelajaran daring di sambangi oleh tenaga pendidik. Sejumlah peserta didik yang tidak memiliki alat komunikasi pendukung sistem pembelajaran daring diminta untuk bergabung bersama teman lainnya yang memiliki alat komunikasi pendukung untuk membuat kelompok belajar.
Namun, tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19, seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir,serta dalam satu kelompok maksimal terdapat tiga orang.
Begitu pula tenaga pendidik yang menyambangi rumah peserta didik untuk memberikan pengajaran. "Kita pakai masker dan selalu bawa penyanitasi tangan agar selalu steril," kata Syafyendri.
Berita Terkait
Kepala Dinas Pendidikan Papua imbau tenaga pendidik gunakan hak pilih pemilu
Kamis, 18 Januari 2024 18:02
Tenaga pendidik di Jayawijaya harap PGRI akomodasi permasalahan guru
Selasa, 10 Mei 2022 18:30
Disdik Papua gelar vaksin COVID-19 massal bagi tenaga pendidik
Selasa, 29 Juni 2021 16:17
Disdik Papua minta tenaga pendidik harus divaksin COVID-19
Senin, 28 Juni 2021 20:04
Disdik segera vaksin mandiri tenaga pendidik di Papua
Rabu, 23 Juni 2021 16:20
Disdik Papua harap tenaga guru pendidik di pedalaman bertahan mengabdi
Minggu, 2 Mei 2021 19:43
Disdik Papua harap tenaga pendidik segera jadi prioritas vaksin COVID-19
Selasa, 19 Januari 2021 5:22
MPR:Percepatan pengangkatan guru honorer diharap atasi kekurangan guru
Selasa, 24 November 2020 17:50