Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Jamaah Al Muhdlor yang berpusat di Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat menggelar Shalat Idul Fitri 1441 Hijriah, dua hari lebih awal dibanding mayoritas muslim lain di Indonesia maupun ketetapan pemerintah.
Shalat Id digelar di Masjid Nur Muhammad di Desa Wates dan menjadi pusat dakwah Al Muhdlor Indonesia. Shalat Id itu diikuti sekitar 40 orang jamaah.
"Kami hanya memantau dan mengamankan jalannya ibadah Shalat Id untuk memastikan pelaksanaannya tetap mematuhi protokol kesehatan," kata Kanit Binmas Polsek Sumbergempol, Aiptu Mujito.
Jamaah yang datang tidak hanya berasal dari sekitar Desa Wates, namun sebagian juga berasal dari luar daerah.
Jamaah Al Muhdlor sebelumnya juga melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, dua hari lebih awal dari ketetapan pemerintah.
Seperti tradisi NU di pedesaan, para pengikut ajaran Habib Sayyid Ahmad Bin Salim Al Muhdhor ini merayakan Lebaran pertama mereka dengan menggelar kenduri bersama usai Shalat Id yang dilakukan pada pukul 05.30 WIB.
Shalat Id diimami langsung oleh Habib Hamid Bin Ahmad Al Muhdhor, pengasuh pondok pesantren yang juga putra almarhum Habib Sayyid Ahmad bin Salim Al Muhdhor dan mengklaim diri memiliki garis turun langsung dengan Nabi Muhammad SAW.
Dalam sesi wawancara dengan Habib Hamid Bin Ahmad Al Muhdhor, sebelumnya, dijelaskan bahwa perayaan Idul Fitri mereka lakukan lebih awal setelah menjalani puasa Ramadhan selama 30 hari penuh.
"Kami melaksanakan puasa dua hari lebih awal dibanding umat Islam pada umumnya," kata Habib Hamid.
Ia menegaskan pelaksanaan Shalat Id maupun puasa Ramadhan lebih awal itu bukan diputuskan sembarangan.
"Sudah ada hitung-hitungannya berdasar petunjuk ahli Falaq. Keyakinan ini juga sudah diikuti jamaah Al Muhdhor sejak lama, sejak masa Habib Sayyid Ahmad bin Salim Al Muhdhor masih hidup," kata Habib Hamid.
Namun, ia menegaskan bahwa dirinya dan para jamaah yang menggelar Shalat Id awal tak berkenan diliput media.
"Ibadah itu urusan yang sangat pribadi. Kami ingin menjalani ibadah dengan tenang dan tidak perlu menjadi sorotan yang nantinya justru memicu perdebatan di masyarakat karena kami menjalani ibadah Shalat Id lebih awal dibanding umat Islam pada umumnya," katanya.
Habib Hamid mengatakan penganut ajaran Al Muhdhor tidak hanya ada di Tulungagung dan sekitarnya. Tetapi juga tersebar di sejumlah daerah di Indonesia dan berjejaring hingga di Mesir, Timur Tengah.
"Barometer kami (ajaran Al Muhdhor) dari sana (Timur Tengah)," katanya.
Berita Terkait
Disperindag Biak Numfor tingkatkan pengawasan makanan kedaluwarsa
Rabu, 27 Maret 2024 13:21
PT Pertamina: permintaan BBM kapal penumpang naik 24,7 persen di Papua
Selasa, 26 Maret 2024 22:06
Pemkot Jayapura siapkan Rp22 miliar bayar THR ASN
Selasa, 26 Maret 2024 17:59
Polresta Jayapura Kota tingkatkan keamanan saat salat tarawih
Minggu, 24 Maret 2024 20:23
Disnaker Kota Jayapura ingatkan perusahaan membayar THR H-7 Lebaran 2024
Sabtu, 23 Maret 2024 17:24
Pemkot Jayapura gelar pasar murah sambut hari raya idul Fitri
Kamis, 21 Maret 2024 14:43
Disperindagkop: Stok bahan pokok Jayapura cukup tiga bulan ke depan
Selasa, 5 Maret 2024 10:44
Pemkab Sarmi sediakan bus gratis untuk masyarakat saat Lebaran
Minggu, 14 Januari 2024 17:57