Boven Digoel, Papua (ANTARA) - Warga penambangan rakyat wilayah maining 33, Distrik Kawinggon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua meminta agar lokasi penambangan rakyat di wilayah Korowai Distrik Kawinggon, tetap beroperasi karena telah mengangkat perekonomian keluarga masyarakat lokal setempat.
Pemilik Dusun Kali Dairam, wilayah maining 33, Paulus Yarik di Korowai, Rabu, mengemukakan pihaknya selaku pemilik penambangan rakyat di wilayah Korowai tidak mengijinkan penutupan penambangan rakyat karena hasil dari penambangan itu masyarakat bisa makan memenuhi kebutuhan keluarga.
"MaMasy bisa kemana-mana karena ada uang dari penambangan rakyat ini. Kalau tambang kami tutup berarti kami mau makan apa. Kalau ditutup berarti kami kembali seperti dulu tidak berpakaian,"kata Paulus.
Paulus menyampaikan bahwa sebelum ada tambang rakyat itu, masyarakat Korowai di daerah itu tidak pernah mengenal dan mengenakan pakaian, tidak berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia.
"Belum ada tambang rakyat ini kami tidak tahu apa-apa, kami tidak pernah melihat tenda begini, kami tidak mengenal beras, ikan kaleng/sarden, dan pakaian," ujarnya.
Namun, dengan adanya penambangan rakyat itu, lanjutnya, warga bisa mengenal pakaian bagus, makan ikan kaleng, nasi, dan supermi.
"Jadi, kami dulu telanjang, tidak tahu apa-apa, karena ada penambangan rakyat ini. Kami masyarakat diseluruh dusun Korowai tidak tahu apa-apa,"katanya.
Hal serupa juga disampaikan Hengki Yaluwo, salah satu warga Korowai, tapi juga pengurus Koperasi Kawe Senggaup Maining yang mengkoordinir aktivitas penambangan rakyat di Korowai.
Hengki meminta kepada Pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten Boven Digoel agar mempertimbangkan rencana penutupan tambang rakyat tersebut.
"Kami minta kepada Pemerintah Kabupaten Boven Digoel dan Pemerintah Provinsi Papua membuka kembali penambangan rakyat di Korowai, aktivitas logistik tetap berjalan seperti biasa sehingga masyarakat penambang di Korowai ini bisa beraktivitas seperti biasa," ujarnya.
Dia berharap, Pemkab Boven Digoel maupun Pemprov Papua datang dan melihat langsung situasi yang terjadi di wilayah penambangan rakyat.
"Karena kami yang berada di wilayah ini adalah warga negara Republik Indonesia, masyarakat yang tergabung dari Kabupaten Pegunungan Bintang, Mappi, Yahukimo dan Kabupaten Boven Digoel," katanya.
"Kalaupun daerah ini ditutup, kami nanti seperti apa, solusi pemerintah seperti apa, sehingga kami berharap daerah ini di buka kembali," ujarnya.
Menurut dia, isu-isu yang didengar dari Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal bahwa daerah ini mau ditutup.
"Kami mewakili pemilik penambangan, tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat memberikan pertimbangan untuk daerah ini agar dibuka kembali," katanya.
Sementara itu, Marduki, salah warga Jawa Timur yang juga salah satu pendulang di penambangan rakyat Korowai, berharap penambangan rakyat di Korowai tidak ditutup, terus berlanjut.
"Penambangan rakyat ini tidak boleh tutup karena selama ini sudah menghidupkan keluarga, anak istri, ya kalau bisa jangan di tutup. Kini sudah dikelola dengan baik dan sudah terurus rapi," tambah dia.
Berita Terkait
Kapolres: 14 pendulang terjebak lokasi penambangan emas di Dekai
Kamis, 26 Oktober 2023 15:55
PT Freeport lakukan pemulihan setelah banjir di area tambang
Selasa, 14 Februari 2023 2:51
PT Freeport Indonesia hentikan sementara penambangan dan pengolahan
Minggu, 12 Februari 2023 16:26
Kapolda Papua akan tegakkan hukum di kawasan penambangan Pegubin-Yahukimo
Senin, 7 November 2022 20:18
OTK menganiaya pemilik kios di penambangan rakyat Pegunungan Bintang
Selasa, 5 Juli 2022 13:27
Evakuasi korban tewas akibat longsor tambang emas Parigi Moutong mulai dilakukan
Kamis, 25 Februari 2021 7:34
57 penambangan ilegal di Kota Sorong ditangkap petugas Balai Gakkum
Sabtu, 26 September 2020 10:26
Dinas ESDM Papua dorong penambangan rakyat Korowai ditetapkan menjadi WPR
Kamis, 6 Agustus 2020 15:31