"Saya selaku wali kota belum pernah dilaporkan tentang adanya rencana tersebut dan penutupan itu bukan wewenang provinsi, " tegas Wali kota Jayapura Benhur Tomi Mano kepada ANTARA di Jayapura, Jumat.
Kelima kelurahan yang direncanakan ditutup yaitu Kelurahan Bhayangkara, Gurabesi, Hamadi, Entrop, dan Waimhorok.
Wali Kota BTM mengungkapkan, untuk menutup suatu wilayah apakah sudah dipikirkan berapa besar anggaran yang harus disediakan khususnya untuk membantu warga dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
Pemkot tidak mendukung rencana tersebut karena selain anggaran yang sudah makin menipis seharusnya ada koordinasi terlebih dahulu namun hingga kini hal itu belum ada.
Tidak mudah menutup suatu lokasi, apalagi kelurahan karena semua aspek harus dipikir dan dipersiapkan terlebih dahulu mengingat selama wilayah itu ditutup maka seluruh warga wajib menerima bantuan, tegas BTM.
Diakui, tingkat kesadaran warganya masih kurang terutama dalam penggunaan masker yang menjadi salah satu cara memutuskan rantai penyebaran COVID-19.
Akibatnya jumlah warga yang positif COVID-19 terus meningkat, kata BTM seraya mengakui, warganya banyak yang masuk kategori "orang kepala batu/OKB".
Untuk mengurangi OKB, pihaknya sudah meminta tokoh agama, tomas dan ketua panguyuban agar senantiasa menyampaikan pentingnya mematuhi protokol kesehatan terkait COVID-19 dan dampaknya.
Dari laporan yang diterima sudah 240 tenaga medis di Kota Jayapura yang positif COVID-19 sehingga diharapkan masyarakat benar-benar mematuhi dengan menggunakan masker, jaga jarak dan mencuci tangan, harap BTM.
Hingga Jumat (24/7) warga di Kota Jayapura yang positif tercatat 1.688 orang, 526 orang dinyatakan sembuh, 1.139 dirawat dan 23 orang meninggal.