Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan berpeluang menguat didorong masih tingginya angka pengangguran di Amerika Serikat (AS).
Pada Jumat pukul 9.36 WIB, rupiah menguat 72 poin atau 0,49 persen menjadi Rp14.761 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.833 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan, pagi ini terlihat dolar AS melemah terhadap mata uang regional karena pasar meragukan kelanjutan pemulihan ekonomi AS.
"Data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS masih dirilis cukup besar di kisaran 860 ribu klaim, yang artinya pengangguran masih besar karena pandemi," ujar Ariston.
Menurut Ariston, mata uang Garuda berpotensi menguat hari ini karena sentimen dari Negeri Paman Sam tersebut.
"BI rate yang ditahan juga membantu penguatan rupiah karena perbedaan yield yang masih besar," katanya.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi menguat di kisaran Rp14.750 per dolar AS hingga Rp14.900 per dolar AS.
Pada Kamis (17/9) lalu rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.833 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.843 per dolar AS.
Berita Terkait
Pemprov Papua minta warga perbatasan bertransaksi gunakan rupiah
Jumat, 17 November 2023 14:05
BI Papua edukasi pelajar cinta rupiah ke masyarakat
Senin, 10 Juli 2023 10:11
BI gelar ekspedisi Rupiah berdaulat di enam wilayah 3T Papua
Jumat, 23 Juni 2023 19:06
Astra Motor Papua hadirkan promo Honda CB150X hingga jutaan rupiah
Senin, 22 Mei 2023 10:03
Gairah perekonomian dari penggunaan rupiah perbatasan Merauke
Sabtu, 15 April 2023 14:28
BI Papua meluncurkan Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri 2023
Senin, 27 Maret 2023 17:22
Pemprov Papua apresiasi penyelenggaraan ekspedisi rupiah BI
Selasa, 21 Juni 2022 18:57
Rupiah menguat dipicu kemajuan perundingan damai Rusia-Ukraina
Rabu, 30 Maret 2022 10:47